"Biasanya kalau anak itu sehat, rekomendasinya melakukan pengukuran tekanan darah sebagai bagian dari pengukuran kesehatan secara umum dilakukan mulai usia tiga tahun," ujarnya, melansir Antara Rabu (7/2/2024).
Tetapi, apabila anak memiliki riwayat terlahir prematur, memiliki keluarga dengan hipertensi, ada kelainan ginjal bawaan dan sering alami infeksi saluran kemih maka pengukuran tekanan darahnya bisa dimulai sebelum usia tiga tahun.
Baca Juga:
Punya Riwayat Stroke-Hipertensi, Pria Paruh Baya di Nias Utara Ditemukan Meninggal di Rumahnya
Pakar nefrologi anak RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo itu mengatakan, pengukuran pada anak apabila dilakukan bukan oleh dokter biasanya menggunakan alat pengukur tekanan darah yang terdiri dari dua bagian yakni manset yang sesuai atau alat yang dililitkan pada lengan dan mesin untuk membaca tekanan darah.
"Manset itu memenuhi minimum setengah panjang lengan atas anak mulai dari bahu sampai siku, idealnya dua per tiga dari panjang lengan atas," kata dia.
Pada orang dewasa, dalam mengevaluasi tekanan darah tinggi, biasanya menggunakan satu batas angka yakni di atas 140/90 mmHg, sementara pada anak, tekanan darahnya bisa berbeda-beda dipengaruhi jenis kelamin, usia dan massa otot tubuhnya.
Baca Juga:
Tips Aman Konsumsi Daging Kambing Bagi Penderita Hipertensi
Secara umum, tekanan darah pada anak laki-laki cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan. Selanjutnya, terkait dengan faktor usia, semakin tua usia seorang anak, tekanan darahnya cenderung meningkat dalam kondisi normal.
Menurut penjelasan Partini, seorang anak dengan pembacaan tekanan darah 100/60 mungkin dianggap sebagai hipertensi jika anak tersebut berusia dua tahun dan perempuan.
Namun, ukuran yang sama mungkin belum dapat dikategorikan sebagai hipertensi jika ditemukan pada seorang anak berusia enam atau tujuh tahun dengan tinggi badan yang lebih besar.