Mengejar Ketinggalan
Menteri Informasi Uganda Chris Baryomunsi mengatakan dalam sebuah wawancara pada Sabtu bahwa dia tak memiliki informasi apa pun terkait distribusi vaksin namun mengatakan bahwa wabah tersebut terkendali.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Presiden Yoweri Museveni mengatakan pada hari yang sama bahwa pemerintah akan mengimplementasikan peraturan jam malam dan membatasi pergerakan masuk dan keluar dua distrik di pusat Uganda yang telah penduduknya terjangkit Ebola selama 21 hari.
Pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pekan lalu bahwa uji klinis dua vaksin tersebut akan dimulai dalam beberapa pekan ke depan, menunggu izin dari pemerintah Uganda, tanpa menyebut nama vaksin.
Setidaknya telah ada enam vaksin yang dikembangkan untuk galur Sudan, termasuk tiga dengan data fase 1, menurut WHO.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Para peneliti Oxford menyuarakan rasa frustrasi karena vaksin mereka belum siap diluncurkan ketika wabah melanda, dengan mengatakan bahwa pemerintah di seluruh dunia tidak menjadikan investasi vaksin sebagai prioritas setelah pandemi Covid-19.
Vaksin telah dikembangkan selama beberapa tahun tetapi kemajuannya melalui uji klinis telah diperlambat oleh kekurangan dana, kata mereka.
"Dengan investasi yang lebih baik, dunia dapat dengan mudah memiliki vaksin siap pakai dalam botol untuk ini dan sejumlah penyakit lainnya," kata Sandy Douglas, seorang peneliti di Institut Jenner. [JP]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.