Bahaya Self-Diagnose
Baca Juga:
Rugi Triliunan Rupiah, IAW: Kuota Konsumen yang Hangus Jadi ‘Sampah Digital Termahal’
Gejala penyakit atau gangguan kesehatan mental yang Anda tebak lewat internet belum tentu benar. Bisa saja Anda yakin sedang mengalami anxiety disorder, tetapi sebenarnya Anda mengalami depresi mayor.
Bisa jadi pula kebalikannya atau bahkan bukan keduanya. Saat Anda melakukan self-diagnose, Anda jadi tidak tahu sebenarnya penyakit atau gangguan kesehatan mental apa yang sedang dialami. Anda hanya menduga-duga hal yang belum tentu kebenarannya.
Hal ini merupakan masalah karena dengan begitu Anda jadi tidak bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Self-diagnose bisa memperparah kondisi kesehatan mental Salah satu risiko dari melakukan self-diagnose adalah dapat memperparah kondisi kesehatan mental.
Baca Juga:
Jaringan Internet Susah, Pemprov Malut Uji Coba Starlink di Halmahera Barat
Ini bisa terjadi karena terlalu panik dan stres, tidak mengobati masalah kesehatan mental yang sedang dialami, atau bahkan mendapatkan pengobatan yang salah. Setiap masalah kesehatan mental memiliki penanganan tersendiri. Ada yang bisa diatasi dengan terapi, ada pula yang membutuhkan obat-obatan tertentu.
Kelemahannya adalah tidak benar-benar tahu penanganan yang tepat untuk masalah kesehatan mental. Bisa jadi Anda salah langkah dengan menggunakan produk yang memiliki efek samping negatif.
Self-diagnose bisa membuatmu menyangkal masalah kesehatan mental yang sedang dialami Biasanya, seseorang akan menyimpulkan hal terburuk saat melakukan self-diagnose. Tetapi, ternyata hal kebalikannya juga berlaku.