WahanaNews.co | Di Indonesia, stroke jadi penyakit mematikan dan menyebabkan kecacatan tertinggi. Penyakit kardiovaskular ini umumnya dialami oleh orang dengan lanjut usia (lansia). Namun, tren kenaikan kasus stroke sudah mengarah ke penduduk usia muda.
Dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta, dr Ricky Gusanto Kurniawan Sp S menyebut belakangan ini pasien yang datang justru kebanyakan dari usia produktif. Di mana seharusnya penyakit ini paling rentan untuk kelompok di atas 60 tahun.
Baca Juga:
Ingin Lebih Bersemangat? Ini 10 Makanan yang Bisa Meningkatkan Energimu
"Jadi yang datang ke rumah sakit kita itu kalau secara teori mestinya di atas 60 tahun, tapi sekarang sudah mengarah ke usia muda bahkan," kata dr Ricky saat ditemui pada acara Jalan Sehat Bersama Menkes di Kawasan Plaza Barat Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (30/10/2022).
Melalui penjelasannya, kebanyakan penyebab stroke di usia muda adalah hipertensi dan perokok. Bahkan, tak jarang mereka datang dengan kondisi diabetes kronis. Pemicu kondisi tersebut berasal dari kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan tubuh, seperti pola makan yang tidak sehat dan penggunaan zat adiktif.
"Karena punya darah tinggi yang tidak terkontrol. Punya keluarga atau bapak dan ibunya darah tinggi, dia cuek-cuek aja. Nggak pernah kontrol, tahu-tahu datang ke rumah sakit kena stroke," ungkapnya.
Baca Juga:
Dinkes Bantul DIY Imbau Masyarakat Waspada Pola Makan Lebaran
"Dia nggak peduli sama kesehatan dirinya. Pola makan yang tidak sehat, kebiasaan yang nggak bagus, segala macam itu, semuanya jadi satu akhirnya kena stroke ," tambahnya.
Stroke bukanlah penyakit yang muncul dan menyerang kesehatan seseorang secara mendadak. Ia berasal dari pola hidup yang buruk yang lambat laun bisa menghambat pembuluh darah di otak.
"Secara teori, stroke itu ada faktor risiko yang sama sekali tidak dikontrol. Bisa itu darah tinggi, diabetes, mungkin dia perokok. Jadi, ada banyak ya. Faktor risiko ini berkumpul jadi satu yang berujung membuat pembuluh darah di otak jadi cedera dan rusak sehingga darah nggak bisa lewat," tegasnya.
Oleh karena itu, dr Ricky menyarankan kepada seluruh masyarakat untuk menerapkan budaya hidup sehat dan rajin berolahraga guna mencegah stroke. Sebab, kesehatan seseorang dapat tercermin dari aktivitasnya sehari-hari.[zbr]