WahanaNews.co | Beberapa hari lalu, kasus pertama cacar monyet telah ditemukan di Jakarta. Dengan begitu, kewaspadaan perlu ditingkatkan. Pasalnya, penyakit ini bisa menular melalui kontak dekat, terutama kontak kulit.
Meski begitu, kebanyakan pengidapnya tidak memerlukan rawat inap. Centers for Disease Control and Prevention pun merekomendasikan agar orang yang mengidap cacar monyet melakukan isolasi mandiri di rumah.
Baca Juga:
Banyak Warga Israel Masuk RS, Ini Fakta-fakta Serangan Virus Mematikan West Nile
Kemenkes RI sendiri menyarankan isolasi mandiri dilakukan di rumah, namun ini bisa tergantung pada tingkat keparahan pengidap cacar monyet.
Isolasi mandiri pun dilakukan tidak hanya sebagai penanganan untuk orang yang terinfeksi, melainkan untuk membantu mencegah penularan yang lebih masif.
Baca Juga:
Demam Lassa Menyebabkan 156 Kematian di Nigeria dalam Empat Bulan Terakhir
Isolasi Mandiri untuk Pengidap Cacar Monyet
Orang yang terinfeksi virus monkeypox dapat menyebarkan penyakit dari saat gejala dimulai sampai gejala hilang. Bahkan saat penyembuhan ruam sedang berlangsung dengan pembentukan lapisan kulit baru, pengidapnya masih bisa menginfeksi orang lainnya.
Jika seseorang terinfeksi, sebaiknya ia segera melakukan isolasi mandiri dengan ketentuan berikut ini:
Lakukan isolasi mandiri di rumah ketika mengalami gejala dengan demam atau gejala pernapasan, termasuk sakit tenggorokan, hidung tersumbat, atau batuk.
Namun, bila kondisi kesehatan menjadi lebih parah, kamu bisa melakukan konsultasi online dengan bertanya langsung ke dokter lewat aplikasi layanan kesehatan.
Hindari kontak dekat atau fisik dengan orang dan hewan peliharaan.
Tutupi lesi dengan perban dan kenakan masker yang pas. Hindari juga naik transportasi umum saat meninggalkan rumah saat hendak melakukan perawatan medis di rumah sakit atau saat dalam keadaan darurat.
Ketika beraktivitas di rumah, tutupi semua bagian ruam dengan pakaian, sarung tangan, atau perban.
Saat berkomunikasi dengan orang rumah, tetap kenakan masker yang pas untuk mencegah penyebaran sekresi mulut dan pernapasan saat berinteraksi dengan orang lain sampai ruam dan semua gejala lainnya hilang.
Masker harus pas di wajah tanpa celah di sepanjang tepi atau di sekitar hidung dan nyaman serta dipakai dengan benar di atas hidung dan mulut.
Jangan berbagi barang yang telah dipakai atau dipegang dengan orang atau hewan peliharaan.
Cuci atau desinfeksi barang-barang yang telah dipakai ataupun tanpa sengaja tersentuh oleh lesi.
Hindari kontak fisik dekat, termasuk kontak seksual, bersalaman, dan berpelukan dengan orang lain.
Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol, terutama setelah kontak langsung dengan ruam.
Penanganan Cacar Monyet dan Kemungkinannya Menjadi Pandemi
Cacar monyet dengan gejala ringan biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Hanya saja lansia, anak-anak, orang dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang minum obat yang memengaruhi sistem kekebalan tubuhnya, bisa mengalami gejala yang lebih parah.
Monkeypox ini bukanlah penyakit baru, dan sudah ada sejak lama. Ini pun dinilai tidak akan menjadi pandemi, karena vaksin dan obat-obatan untuk menangani cacar di masa lalu, tetap dapat memberikan perlindungan.
Penularannya memerlukan kontak orang ke orang terdekat. Ini sungguh kondisi berbeda bila dibandingkan dengan pandemi COVID-19, di mana SARS-CoV-2 menyebar di antara sejumlah besar orang yang bahkan tidak memiliki kontak fisik dekat.
Sejauh ini cacar monyet juga sudah menyebabkan kematian di Afrika dan India. Tingkat kematian pun menurut WHO adalah sebesar 3 hingga 6 persen dari total kasus. Selain kematian yang masih belum signifikan, penyakit ini juga bisa mengakibatkan komplikasi mulai dari dari pneumonia sampai infeksi di otak (ensefalitis) atau mata.
Meski bisa sembuh dengan sendirinya, namun kamu memerlukan perawatan serius jika mengalami beberapa gejala berikut ini:
Kesulitan bernapas.
Nyeri pada dada yang memburuk.
Leher kaku.
Bingung atau tidak bisa berpikir jernih.
Kesulitan berbicara atau bergerak.
Penurunan kesadaran.
Kejang. [rin]