WAHANANEWS.CO, Jakarta - Banyak orang menganggap semua sayur pasti menyehatkan, padahal tidak selalu begitu, terutama jika cara mengolahnya justru merusak nilai gizinya.
Sayur memang kaya akan nutrisi penting seperti vitamin, mineral, dan serat yang membantu menjaga metabolisme tubuh agar tetap seimbang.
Baca Juga:
Diam-diam Berbahaya, Pradiabetes Bisa Jadi Gerbang ke Diabetes
Namun, cara memasak yang keliru—terutama dengan menggoreng—dapat membuat manfaat sayur berubah menjadi bahaya tersembunyi.
Pada Minggu (26/10/2025), akun edukasi kesehatan @healthi.id membagikan daftar beberapa sayuran yang sebaiknya tidak digoreng karena dapat menghasilkan zat berbahaya bagi tubuh.
Kol atau Kubis
Baca Juga:
Cek Kesehatan Lewat Kuku: Ini Makna Warna dan Bentuk yang Tak Biasa
Kol yang digoreng memang terasa gurih, tetapi proses penggorengan dapat memicu terbentuknya komposisi amina heterosiklik yang bersifat karsinogenik atau memicu kanker.
Konsumsi kol goreng secara berlebihan berisiko menimbulkan penyakit jantung, obesitas, hingga kanker.
Ahli gizi merekomendasikan agar kol diolah dengan cara direbus atau dimakan mentah sebagai lalapan agar kandungan gizinya tetap terjaga.
Terong
Terong goreng termasuk menu favorit banyak orang, tetapi ternyata bisa meningkatkan kadar nitrit yang bersifat karsinogenik.
Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, terong goreng bisa menyebabkan hipertensi, gangguan kardiovaskular, dan penyumbatan pembuluh darah.
Cara terbaik mengolah terong adalah dengan disayur, dikukus, atau dijadikan sambal tanpa digoreng.
Brokoli
Brokoli yang digoreng juga berpotensi menghasilkan senyawa nitrit yang berbahaya dan dapat merusak sel tubuh.
Konsumsi rutin brokoli goreng bisa memicu peradangan dalam tubuh hingga meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti kanker.
Oleh karena itu, brokoli lebih baik dikukus, direbus sebentar, atau dipanggang agar nutrisinya tetap optimal.
Pandangan ahli pun turut menguatkan temuan ini. Dokter sekaligus influencer kesehatan, dr. Tirta, melalui kanal YouTube miliknya @TirtaPengPengPeng menjelaskan bahwa proses penggorengan bisa menurunkan kadar gizi pada sayur.
“Sayur yang dimasak dengan cara digoreng, pertama, akan mengurangi angka nutrisinya,” ujarnya.
Ia menambahkan, jika sayur digoreng terlalu lama, apalagi menggunakan minyak bekas pakai, maka efeknya sama seperti gorengan biasa yang dapat meningkatkan kolesterol jahat atau LDL (low-density lipoprotein).
LDL yang meningkat bisa menyebabkan plak pada pembuluh darah dan akhirnya memicu risiko penyakit jantung koroner.
“Sayur atau lalapan yang bagus adalah yang tidak mengalami proses masak atau direbus saja. Tetapi, perlu diingat, direbus terlalu lama pun akan mengurangi angka nutrisinya. Sayur lebih baik mengalami proses pemasakan paling minimal,” terang dr. Tirta.
Ia mengingatkan bahwa bahaya sayur goreng bersifat domino effect, yakni efeknya muncul akibat akumulasi dalam jangka panjang.
Tidak masalah jika sesekali ingin menikmati sayur goreng, tetapi perlu disadari bahwa sayur goreng tidak sama sehatnya dengan sayur segar, kukus, atau rebus.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]