WAHANANEWS.CO, Jakarta - Lonjakan kasus demam berdarah kembali membayangi Jakarta Selatan setelah Suku Dinas Kesehatan mencatat 1.384 kasus sejak Januari hingga pertengahan Kamis (20/11/2025) dengan Pancoran menjadi wilayah paling terdampak.
"Sampai pertengahan November ini, total kasus DBD di Jakarta Selatan tercatat 1.384," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati, dilansir Antara pada Kamis (20/11/2025).
Baca Juga:
Suami di Jaksel Bawa Kabur Bayi 5 Bulan, Istri Lapor Polisi karena Diduga Jadi Korban KDRT
Yudi menjelaskan data tersebut merupakan laporan bulanan dari 10 kecamatan dengan pola fluktuasi sejak Januari 2025 dan mencatat kasus tertinggi pada Juli sebanyak 181 kasus disusul Januari 169 kasus serta Februari 141 kasus.
Dari total 1.384 kasus tersebut, lima kecamatan dengan jumlah terdampak tertinggi sepanjang 2025 adalah Pancoran dengan 216 kasus, Jagakarsa 192 kasus, Mampang Prapatan 171 kasus, Pasar Minggu 160 kasus, dan Pesanggrahan 145 kasus.
Yudi menegaskan DBD masih menjadi perhatian serius meski beberapa bulan terakhir menunjukkan tren penurunan dan Dinas Kesehatan Jakarta Selatan akan terus memantau serta memperkuat langkah pencegahan.
Baca Juga:
Bocah 6 Tahun di Jaksel Hilang Usai Ngaji, Pencarian Masuki Bulan ke-8
"Kita terus memonitor dan memperkuat langkah pencegahan di seluruh kecamatan," ujarnya.
Upaya penanganan yang dilakukan Sudinkes Jakarta Selatan antara lain memaksimalkan peran kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk pemberantasan sarang nyamuk dua kali seminggu, pengasapan atau fogging di lingkungan sekolah serta permukiman, dan sosialisasi pencegahan termasuk praktik pembuatan perangkap nyamuk (flytrap) di sejumlah sekolah.
Yudi juga mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila mengalami demam tinggi, nyeri otot, atau gejala yang mengarah pada DBD.
Berdasarkan data ANTARA, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah menangani 9.362 kasus DBD hingga pertengahan November 2025 dengan Jakarta Barat tercatat sebagai wilayah dengan kasus tertinggi sebanyak 2.676 kasus.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]