WahanaNews.co | Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Dirjen Kesmas) Kementerian Kesehatan RI Maria Endang Rusmiwi mengemukakan balita yang terpapar asap rokok memiliki peluang 5,5 persen mengalami tengkes atau stunting.
"Penelitian Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia pada 2018, menemukan balita yang tinggal dengan orang tua perokok tumbuh 1,5 kilogram lebih kurang dari anak-anak yang tumbuh tanpa orang tua perokok," ujar Maria Endang Sumiwi dalam Konferensi Pers Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023 di Gedung Kemenkes RI Jakarta, Senin (29/05/2023).
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Saat ini di Indonesia terdapat 70,2 juta orang dewasa yang merokok. Sebanyak 65,5 persen di antaranya dilakukan kaum pria.
"Itu artinya, ada sepertiga balita di Indonesia berpotensi terpapar rokok, lalu berat badan menjadi kurang dibandingkan mereka yang tidak terpapar rokok sehari-hari di keluarganya," jelasnya.
Dirjen Endang mengajak kaum pria, khususnya bapak-bapak untuk berkontribusi pada program penurunan angka stunting dengan cara mengalihkan belanja rokok kepada kebutuhan protein untuk pertumbuhan anak.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Menurut Endang, pengeluaran belanja rokok di rumah tangga berada pada peringkat kedua terbesar atau setara tiga kali lipat lebih tinggi dari biaya kebutuhan protein anak.
Berdasarkan data Global Adult Tobacco Survey (GATS), uang di rumah tangga yang dipakai untuk belanja rokok berkisar rata-rata Rp382 ribu per bulan.
Ia menyarankan agar struktur keuangan rumah tangga dilakukan evaluasi berdasarkan skala prioritas agar belanja rokok dialihkan untuk membeli protein hewani yang diperlukan anak untuk tumbuh kembang optimal anak.