WahanaNews.co | Menanggapi kekurangan dokter spesialis seperti yang disampaikan Presiden Jokowi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menargetkan tambahan 5.000 lebih lulusan dokter spesialis melalui program beasiswa pemerintah dan swasta gelombang 2023 dan 2024.
"Perlu terobosan, paling mudah saya kasih beasiswa. Tahun lalu 600 yang daftar, semoga semuanya diterima. Tahun ini ada jatah 2.500 beasiswa, tahun depan 2.500 beasiswa," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (7/3/2023).
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Menkes Budi Gunadi mengatakan salah satu kebutuhan di Indonesia adalah dokter spesialis jantung.
"Indonesia masih membutuhkan sekitar 400 dokter spesialis jantung. Tapi saat ini dari 92 fakultas kedokteran, hanya ada 20 diantaranya yang memiliki program studi spesialis. Ini sangat lama," katanya.
Kekurangan dokter spesialis terbanyak dialami layanan obgin sebanyak 3.941 dokter, dokter spesialis kesehatan anak 3.662 dokter, dokter penyakit dalam 2.581 dokter.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Dengan jumlah dosen dan kuota mahasiswa per dosen saat ini, fakultas kedokteran di Indonesia diperkirakan membutuhkan 1,36 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis obgin, 2,26 tahun untuk dokter spesialis kesehatan anak, 3,23 tahun untuk dokter spesialis penyakit dalam.
Kemenkes telah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk menambah kuota penerimaan beasiswa dokter spesialis dan subspesialis.
Dikatakan Menkes Budi, pemerintah tidak bekerja sendiri untuk mengatasi persoalan kesehatan di Indonesia.