- Kondisi medis. Penyakit dan kondisi tertentu yang meningkatkan risiko asam urat, yakni tekanan darah tinggi dan gangguan kronis seperti diabetes, obesitas, sindrom metabolik, dan penyakit jantung serta ginjal.
- Obat-obatan. Penggunaan aspirin dosis rendah dan beberapa obat hipertensi, seperti diuretik thiazide, inhibitor angiotensin-converting enzyme (ACE) dan beta blocker berisiko meningkatkan kadar asam urat.
Baca Juga:
Bisakah Asam Urat Sembuh dengan Cara Alami?
- Riwayat keluarga. Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit yang sama meningkatkan risiko asam urat.
- Usia dan jenis kelamin. Asam urat lebih sering terjadi pada pria berusia 30 hingga 50 tahun ketimbang wanita. Pada wanita, gejala biasanya muncul setelah menopause.
- Operasi atau kecelakaan. Menjalani prosedur bedah atau mengalami trauma pada persendian dapat memicu serangan asam urat. Faktor lainnya, yakni menerima vaksinasi tertentu.
Baca Juga:
Aman Dikonsumsi Rutin, Ini Alasan Semangka Baik untuk Penderita Asam Urat
Jika tiba-tiba mengalami nyeri hebat pada lutut, disarankan untuk segera memeriksakan diri. Penyakit asam urat yang tidak diobati dapat menyebabkan perburukan gejala, bahkan kerusakan sendi.
Salah satu langkah penanganannya dilakukan dengan kortikosteroid. Ini adalah obat yang berfungsi sebagai pengontrol peradangan dan nyeri asam urat. Obat tersedia dalam bentuk pil atau disuntikkan langsung ke area persendian.
Setelah sembuh dari gejala, pengidap bisa menghindari beberapa jenis makanan dan minuman. Contohnya jeroan, daging merah, makanan laut, bayam durian, dan minuman beralkohol serta bersoda. Tujuannya untuk mencegah kambuhnya gejala penyakit asam urat. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.