Kedua, membahas peluang implementasi mekanisme Swakelola Tipe 3 Program Penanggulangan HIV di Kota Depok. Ketiga, memperkuat komitmen dan kolaborasi antara OPD dan OMS HIV Kota Depok dalam penanggulangan HIV/AIDS, dan keempat, mendorong kemandirian pendanaan program HIV/AIDS di Kota Depok.
Yakin KAKI, kontrak sosial antara Pemerintah Kota Depok dapat memperkuat Kolaborasi dan akuntabilitas.
Baca Juga:
Mampukah Indonesia Mencapai Zero Diskriminasi HIV pada 2030? Ini Penjelasannya
“Kontrak sosial merupakan mekanisme kerjasama antara OPD dan OMS HIV yang terjalin melalui kesepakatan bersama untuk mencapai tujuan penanggulangan HIV-AIDS. Kontrak sosial ini memungkinkan terjalinnya komitmen, tanggung jawab, dan akuntabilitas bersama dalam merancang, melaksanakan, dan memantau program HIV/AIDS yang efektif dan berkelanjutan,” ungkap Fauzi.
Koordinasi ini menyertakan narasumber yakni, Bappeda Kota Depok, Dinas Kesehatan Kota Depok, Komisi Penanggulangan AIDS Kota Depok, Aliansi Distrik Task Force (DTF Kota Depok), Yayasan KAKI, Yayasan KULDESAK Kota Depok, Komunitas Hitam Putih Kota Depok, Komunitas WARNA SEHATI, YMPAI Kota Depok, pers, dan Tokoh masyarakat yang peduli HIV-AIDS
Capaian yang hendak diraih, adalah pertama, meningkatnya pemahaman tentang pentingnya kolaborasi kontrak sosial dan Mekanisme Swakelola Tipe 3 dalam penanggulangan HIV-AIDS di Kota Depok. Kedua, keterbukaan peluang implementasi mekanisme swakelola iipe 3 untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas program HIV/AIDS.
Baca Juga:
Studi Buktikan Golongan Darah Ini Lebih Rentan Kena Stroke di Usia Muda
Kemudian ketiga, memperkuat komitmen dan kolaborasi antara OPD dan OMS HIV Kota Depok untuk mencapai target penanggulangan HIV-AIDS. Dan keempat mendorongnya kemandirian pendanaan program HIV/AIDS di Kota Depok.
Koordinator Komisi Penanggulangan AIDS Kota Depok, Ferry Birowo menyampaikan saat di tahun 2024 ini, Pemerintah Kota Depok menganggarkan Rp200 juta untuk penanggulangan HIV-AID.
“Pemerintah Kota Depok akan terus untuk dapat bekerjasama dengan organisasi masyarakat yang konsens di penanganan HIV-AIDS, baik dalam pemantauan, preventif, kuratif, dan mengkampanyekan pengetahuan masyarakat. Bahwa HIV-AIDS ini tidaklah separah TBC atau Covid dalam penyebaran. Anggota keluarga yang terpapar AIDS jangan dikucilkan,” sebut Ferry.