WahanaNews.co | Perasaan sedih yang berkepanjangan bisa menjadi salah satu tanda bahwa seseorang mengalami depresi.
Tetapi, tanda tersebut bukanlah satu-satunya patokan bahwa seseorang menderita depresi karena ada tanda-tanda lain yang perlu dilihat, seperti memiliki perasaan putus asa, kehilangan minat, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, hingga muncul rasa ingin bunuh diri.
Baca Juga:
Hendak Bunuh Diri Diduga Akibat Depresi di Sekolah: Ibu Korban Masih Khawatir
Tes depresi adalah salah satu pemeriksaan yang akan dilakukan dokter menduga bahwa seseorang mengalami depresi.
Menurut WebMD, tes depresi yang dilakukan oleh dokter akan menentukan jenis depresi apa yang dialami oleh seseorang.
Tidak hanya itu saja, tes yang dilakukan juga untuk mengetahui apakah ada penyakit dengan tanda serupa depresi yang diderita oleh pasien. Berikut adalah beberapa tes yang akan dilakukan menurut WebMD.
Baca Juga:
Staf Kelurahan Terlapor Pelaku Pemerkosaan Anak di Tangsel Mundur Sejak 2021
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter sebenarnya tidak hanya dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami depresi atau tidak.
Beberapa jenis penyakit memiliki tanda yang sama dengan depresi sehingga pemeriksaan fisik yang dilakukan akan memberitahukan apakah tanda-tanda yang dimiliki tersebut berkaitan dengan depresi atau tidak.
Pada pemeriksaan fisik ini, dokter akan fokus pada sistem saraf dan endokrin, dan mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan depresi klinis.
Depresi klinis sendiri didefinisikan oleh Mayo Clinic sebagai jenis depresi yang tidak hanya berkaitan dengan perasaan sedih yang berkepanjangan saja.
Healthline menambahkan bahwa depresi klinis berkaitan dengan stres, faktor gen, dan hormon.
Beberapa pola hidup yang tidak sehat juga mempengaruhi depresi, seperti konsumsi alkohol atau narkoba, penggunaan obat tertentu seperti steroid, dan obat-obat ilegal lain yang mengakibatkan kecanduan.
Beberapa penyakit dengan tanda yang serupa dengan depresi adalah penyakit tiroid, kekurangan vitamin D, gangguan endokrin, dan beberapa penyakit lainnya.
2. Wawancara
Tes wawancara atau skrining juga akan dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosa depresi. Menurut MedlinePlus, wawancara dilakukan ketika ada beberapa tanda depresi yang ditunjukkan oleh pasien.
Pada tes ini, dokter akan mengajak pasien berdiskusi mengenai suasana hati apa yang dirasakan dan bagaimana suasana hati tersebut mempengaruhi kegiatan sehari-hari.
Kemudian, dokter akan memberikan rangkaian pertanyaan yang memang dibuat untuk mendeteksi gejala depresi.
Dengan tes yang dilakukan ini, dokter bisa memahami suasana hati pasien dengan lebih baik sehingga bisa mendiagnosa depresi dengan lebih baik.
Jika ternyata dokter tidak melihat ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa pasien menderita depresi, dokter tetap akan melanjutkan wawancara untuk melihat apa yang mendasari permasalahan yang dialami oleh pasien.
MedlinePlus juga menambahkan jika pasien didiagnosa mengalami depresi, maka dokter akan langsung memberikan rangkaian pengobatan untuk mengatasi depresi.
Rangkaian pengobatan tersebut tidak bisa ditunda dan mungkin akan memakan waktu yang tidak sebentar tetapi diperlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena depresi.
3. Tes laboratorium
Tes laboratorium yang akan dilakukan oleh dokter biasanya bersamaan dengan tes wawancara yang dilakukan.
Tes laboratorium yang dilakukan melibatkan pengambilan sampel darah untuk melihat masalah kesehatan apa yang diderita oleh pasien.
Masalah kesehatan yang nantinya akan diketahui akan membantu dalam mendiagnosa pengaruhnya terhadap depresi yang dialami oleh pasien. [jat]