Orang yang mengalami migrain kronis cenderung memiliki kadar serotonin yang rendah, yang memodulasi rasa sakit dan emosi.
Kepuasan seksual umumnya meningkatkan kadar neurotransmitter ini, dan para peneliti menyarankan bahwa kebutuhan biologis untuk mengisi kembali serotonin mungkin berada di balik peningkatan dorongan seks yang dilaporkan oleh penderita migrain ini.
Baca Juga:
Kemnaker Siap Pererat Kerja Sama Ketenagakerjaan dengan Arab Saudi
Sakit kepala tegang dan migrain, selain mamiliki efek meningkatkan libodo, juga bisa menyebabkan disfungsi seksual.
Wanita mungkin mengalami ketidakmampuan untuk mencapai orgasme, sedangkan pria mungkin tidak dapat mengalami ereksi. Seperti halnya libido, disfungsi seksual umumnya terjadi selama serangan yang menyakitkan, bukan di antara episode.
Beberapa obat yang digunakan untuk mencegah migrain, mungkin dapat menyebabkan disfungsi seksual dan penurunan gairah seks baik untuk pria maupun wanita, dan efek ini dapat terjadi selama dan di antara episode migrain.
Baca Juga:
KPU Berkali-kali Minta Maaf, Ganjar Soroti Profesionalisme Penyelenggara Pemilu
Obat-obatan ini termasuk antidepresan seperti inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dan inhibitor oksidase monoamine (MAOI), dilansir Verywell Health, Senin, 24 Juli.
Penting diketahui, bahwa obat pencegah migrain tidak menghasilkan efek samping seksual untuk semua orang. Jika Anda mengalami migrain yang sering atau parah, ada baiknya mencoba obat pencegahan jika Anda dan pasangan bersedia menunggu dan melihat apakah Anda mengalami efek samping seksual.
Selain laporan penelitian di atas, penelitian lain juga melaporkan bahwa aktivitas seksual dapat menghilangkan rasa sakit migrain atau sakit kepala cluster, terutama pada pria. Alasan untuk menghilangkan sakit kepala dengan hubungan seksual tidak jelas.