WahanaNews.co | Obat eksperimental molnupiravir yang sedang dikembangkan untuk mengobati Covid-19 sudah mencapai tahap akhir uji coba.
Kabar ini datang dari Merck & Co Inc dan mitra Ridgeback Biotherapeutics yang mengatakan pada Rabu (1/9/2021) bahwa mereka telah mulai mendaftarkan pasien dalam uji coba tahap akhir obat eksperimental molnupiravir mereka untuk pencegahan infeksi Covid-19.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Obat antivirus oral akan dipelajari pada lebih dari 1.300 sukarelawan untuk melihat apakah obat itu dapat mencegah penyebaran virus corona.
Merck mengatakan pada Juni bahwa pemerintah AS telah setuju untuk membayar sekitar $1,2 miliar (Rp17,1 triliun) untuk 1,7 juta dosis pengobatan eksperimental Covid-19, jika terbukti berhasil dalam uji coba besar yang terpisah dan sedang berlangsung dan disahkan oleh regulator AS.
Studi tahap akhir yang baru ini mendaftarkan peserta yang berusia minimal 18 tahun dan tinggal di rumah yang sama dengan seseorang yang terinfeksi Covid-19 bergejala.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Diketahui, farmasi kini sedang berlomba mengembangkan pengobatan virus corona atau Covid-19 yang dapat diterima sebagai pil segera setelah dikonfirmasi positif. Diharapkan, pil itu dapat segera menghentikan penyakit di jalurnya sehingga menjadi tidak lebih dari sekadar flu yang buruk.
Beberapa perusahaan sedang mengerjakan apa yang disebut antivirus oral, yang akan meniru apa yang dilakukan obat Tamiflu untuk influenza.
"Sangat bagus bahwa kami memiliki peluncuran vaksin yang signifikan, tetapi itu pasti tidak akan diambil oleh semua orang di populasi kami, dan tidak semua orang yang menggunakan vaksin akan memiliki respons penuh terhadapnya," ujar David Hirschwerk, seorang ahli penyakit infeksi menular di Northwell Health di New York kepada Agence France-Presse.
Pil yang mudah disimpan dan diangkut juga akan menawarkan keuntungan praktis dibandingkan perawatan yang ada seperti antibodi monoklonal, yang terutama disuntikkan melalui infus di pusat infus rumah sakit.
Salah satu pelopor dalam upaya ini adalah obat dua kali sehari yang disebut Molnupiravir, yang sedang dikembangkan oleh Merck dalam kemitraan dengan Ridgeback Biotherapeutics. [rin]