Pessiglione dan rekan termasuk penulis pertama studi Antonius Wiehler ingin memahami apa sebenarnya yang menyebabkan kelelahan mental.
Gagasan studi ini, mereka menduga bahwa alasannya berkaitan dengan kebutuhan dalam mendaur ulang zat yang berpotensi beracun yang muncul dari aktivitas saraf.
Baca Juga:
Gubernur Gorontalo Minta Tim Posyandu 2025-2030 Semarakkan Kesehatan Masyarakat dan Bayi
Reaksi kimia otak saat orang overthinking
Dalam studi untuk mencari bukti bagaimana berpikir keras hingga overthinking dapat menyebabkan rasa lelah, para peneliti menggunakan spektroskopi resonansi magnetik (MRS) untuk memantau kimia otak selama hari kerja.
Baca Juga:
Cara Cegah Komplikasi Pasca Pasang Ring, dari Teknologi hingga Gaya Hidup Sehat
Peneliti pun mengamati dua kelompok orang, mereka yang perlu berpikir keras dan mereka yang diberi tugas kognitif yang relatif lebih mudah.
Hasilnya, mereka melihat adanya tanda-tanda kelelahan, termasuk berkurangnya pelebaran pupil yang diamati pada kelompok yang melakukan pekerjaan yang menuntut otak berpikir keras hingga overthinking.
Mereka yang berada di dalam kelompok itu juga menunjukkan pergeseran pilihan ke arah opsi yang menawarkan imbalan dengan penundaan singkat dengan sedikit usaha.