WahanaNews.co | Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Muhammad Jusuf Kalla menyatakan Monumen Memorial Relawan Covid-19 merupakan wujud nyata untuk mengenang perjuangan para tenaga kesehatan maupun seluruh pihak yang gugur di garis depan selama pandemi Covid-19.
Monumen Memorial Relawan Covid-19 yang terletak di PMI Volunteer Park, Solear, Kabupaten Tangerang ini merupakan inisiatif PMI Kabupaten Tangerang dan hasil karya Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan (UPH).
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
“Taman ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai elemen seperti Pramuka, PMI, dan seluruh lapisan masyarakat lainnya,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Monumen yang telah diresmikan pada 19 September 2023 itu hasil kolaborasi lintas program studi (prodi) dan Himpunan Mahasiswa Fakultas Desain UPH yaitu Prodi Arsitektur, Desain Komunikasi Visual (DKV) dan Desain Interior (DI), serta Himpunan Mahasiswa Arsitektur UPH (Gamatara).
Jusuf Kalla berharap taman relawan serupa dapat didirikan di lokasi-lokasi lain untuk menjadi pusat pelatihan dan pembekalan bagi para relawan serta bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Dalam acara peresmian taman relawan dan monumen memorial relawan, dilakukan juga penandatanganan nota kesepahaman antara PMI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Menpora Ario Bimo Nandito Ariotedjo mengapresiasi inisiatif PMI dalam menghadirkan taman relawan sebagai pusat kegiatan, pelatihan, serta peningkatan kapasitas dan keterampilan warga.
Monumen Memorial Relawan Covid-19 hasil karya Fakultas Desain UPH didesain dengan layout simbol infinity yang melambangkan semangat relawan yang harus terus berlanjut dari generasi ke generasi.
Dengan mengambil bentuk lorong, para pengunjung seolah diajak berjalan menelusuri lorong waktu yang memuat kronologi dan milestone peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama pandemi.
Monumen ini mengusung filosofi ketangguhan dan pertumbuhan yang direpresentasikan dengan tunas bambu atau rebung.
Perencana arsitektur sekaligus Wakil Ketua Prodi Arsitektur UPH Emanuel Agung Wicaksono menjelaskan UPH memanfaatkan teknologi Aumented Reality dalam proses konstruksi sehingga memberikan kecepatan dan ketepatan dalam perancangan dan pembangunan.
Emanuel mengatakan proses perancangan dan pembangunan monumen ini juga menjadi media pembelajaran yang sangat baik bagi mahasiswa karena mereka dapat mengimplementasikan teori yang telah diperoleh.
“Melalui proyek ini para mahasiswa bisa menerapkan ilmu yang mereka miliki secara komprehensif dan nyata mulai dari perancangan, konseptual, gambar kerja, sampai akhirnya terbangun, dan berkoordinasi dengan lapangan,” tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]