Belum
lagi, vaksinasi yang sudah dimulai tahun ini bisa menambah daftar limbah baru
Covid-19. Utamanya, limbah jarum suntik.
Limbah
jarum vaksinasi, menurutnya, akan sangat besar jumlahnya. Mengingat vaksinasi dilakukan
untuk 180 juta populasi dan dilakukan dalam dosis tertentu sebanyak dua kali.
Baca Juga:
Lima Tahun Setelah COVID-19: WHO Desak China Berbagi Data, Ini Jawabannya
Untuk
ini, minimal ada 360 juta jarum yang menjadi limbah.
"Nah, ini
yang sudah kita upayakan buat sistemnya, sudah ada alatnya dan mudah-mudahan
bisa segera dipakai, sehingga bisa mencegah limbah yang besar. Metoda yang
kita akan gunakan mudah-mudahan bisa mengatasi itu dengan cepat," kata
dia.
Baca Juga:
3 Negara Ini Masuk Daftar Wisata Luar Negeri dengan Risiko Tinggi di 2025
Menristek
Dukung Stem Cell
Selain
urusan limbah, Bambang menyoroti metoda Mesenchymal
Stem Cell (MSC) yang dipercaya
dapat memberikan terapi pengobatan kepada penderita Covid-19 dengan kategori
berat. Tahap
uji klinis pun telah dilakukan.
"Untuk
Mesenchymal Stem Cell yang dikembangkan Prof Ismail dari
Universitas Indonesia, saat ini statusnya sudah melakukan uji klinis dan diajukan
ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan izin
pemanfaatan," kata Bambang.