Bambang
mengatakan, hal ini melengkapi terapi konvalesen untuk penderita Covid-19
kategori ringan dan sedang.
"Jika
ada yang ringan dan sedang, pasti ada terapi bagi kategori berat,"
ujarnya.
Baca Juga:
Lima Tahun Setelah COVID-19: WHO Desak China Berbagi Data, Ini Jawabannya
Menristek
menuturkan, riset dan pemanfatan sel punca harus terus diperkuat,
sehingga lama kelamaan selain sudah dijamin keamanannya, yang paling penting
juga adalah terjamin efektivitasnya.
"Artinya
bisa meningkatkan tingkat kesembuhan dan paling penting menurunkan tingkat
kematian. Ini adalah hal penting di dalam treatment
(perawatan) bagaimana caranya kesembuhan meningkat dengan mengurangi kematian
secara signifikan," tutur Bambang.
Ia
mengatakan, ada terapi lain eksosom untuk melengkapi terapi-terapi sebelumnya.
Baca Juga:
3 Negara Ini Masuk Daftar Wisata Luar Negeri dengan Risiko Tinggi di 2025
Sejauh
ini, ia mengatakan telah diperoleh izin persetujuan BPOM untuk memproduksi
eksosom yang akan diteliti.
"Tidak
hanya konvalesen, stem cell dan eksosom, akan ada vaksin merah putih yang
kemungkinan baru bisa digunakan atau mendapatkan izin di tahun 2022," ujar
Bambang.