Diantaranya, pola makan yang buruk dengan kandungan tinggi karbohidrat, sering mengonsumsi makanan cepat saji, kebanyakan asupan gula, berat badan berlebihan dan kurang bergerak, serta sering terpapar asap rokok. Menjadi persoalan karena meskipun sudah mengetahui gaya hidup yang buruk dapat membahayakan kesehatan, tetapi pola perilaku harian masyarakat cenderung tidak berubah.
"Beralihlah ke gaya hidup sehat demi menjaga fungsi organ tubuh. Misalnya saja, pada organ pankreas. Jika pankreas tidak bisa menghasilkan insulin yang cukup untuk mengendalikan kadar gula darah maka dapat menyebabkan risiko sakit diabetes. Jika sudah terkena diabetes, cepat atau lambat, fungsi tubuh bisa mengalami penurunan dan kemampuan beraktivitas juga akan terganggu. Diabetes tidak dapat disembuhkan. Namun demikian, pasien masih memiliki harapan hidup selama kadar gula masih terkendali," tambah dr. Fridolin Seto.
Baca Juga:
Sequis Financial dan Bank ICBC Indonesia Luncurkan Produk Asuransi Tradisional
Mengendalikan kadar gula bagi pasien diabetes dapat dilakukan dengan menjalankan pengobatan dengan rutin kontrol ke dokter sesuai jadwal dan konsumsi obat sesuai dosis serta terapkan gaya hidup sehat. Ketiga hal tersebut perlu dijalankan untuk mencegah komplikasi penyakit.
Gaya hidup sehat berkaitan dengan porsi dan pola makan, yakni makanan harus sehat dengan kadar gula, garam, dan lemak yang rendah. Gaya hidup juga berkaitan dengan olahraga rutin setiap hari.
Pasien diabetes dapat melakukan olahraga kardio ringan, seperti jalan kaki, sepeda statis, atau berenang. Jenis olahraga low impact ini dapat membantu meningkatkan kesehatan kardiovaskular, mengelola berat badan, dan meningkatkan sensitivitas insulin sehingga tubuh pasien dapat mengatur kadar gula darah lebih baik.
Baca Juga:
Sequis Bagi Tips Cara Jaga Bumi Sekaligus Bijak Kelola Finansial
Selain pasien yang harus mengubah pola perilaku demi menjaga kualitas hidupnya, peran keluarga dan kerabat sangat penting untuk ikut memantau kondisi dan merawat pasien.
Keluarga juga perlu meningkatkan pengetahuan yang benar mengenai bahaya penyakit diabetes. Apalagi, jika kesehatan pasien semakin menurun maka keluarga akan menjadi caregiver.
Jangan lupa, selagi masih sehat atau sebelum terkena risiko diabetes melitus maka segera lengkapi anggota keluarga dengan asuransi kesehatan sebagai antisipasi mengurangi risiko penangguhan (postponed) dan penolakan (declined) pengajuan asuransi. Dengan demikian, finansial keluarga terlindungi sejak awal.