WahanaNews.co | Banyak orangtua yang sulit membedakan antara anak yang bertubuh pendek dengan stunting. Sehingga, mereka menganggap bahwa keduanya merupakan 2 hal yang sama.
Padahal, gagal tumbuh atau stunting dan pendek (stunted) adalah hal yang berbeda.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
Stunting dan pendek sama-sama menyebabkan tubuh yang tidak terlalu tinggi, tetapi stunting adalah kondisi kesehatan yang berbeda. Artinya, penanganannya pun tidak akan sama.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di 1.000 hari pertama kehidupan anak (HPK). Kondisi ini dapat berefek jangka panjang hingga anak tumbuh menjadi dewasa, dan lanjut usia.
Organsisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan stunting sebagai gangguan pertumbuhan atau tinggi badan kurang dari minus 2 menurut WHO growth standard 2006, serta gangguan perkembangan.
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
Sementara, menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) balita yang pendek (stunted) dan sangat pendek (severaly stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) berdasarkan umurnya kurang dari standar WHO.
"Stunting menurut WHO disebabkan oleh asupan nutrisi yang buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat (memadai)," ujar Dokter Spesialis Anak Konsultan Endokrinologi Anak, Prof dr Madarina Julia, MPH., Ph.D, Sp.A(K), dalam webinar, Kamis (24/2/2022).
Dia menambahkan bahwa dari semua anak pendek, ada sebagian yang mengalami stunting. Sebaliknya, pada anak yang pendek tidak selalu dikategorikan sebagai stunting.