Berdasarkan studi UNICEF Indonesia tahun 2012, anak yang stunting prestasi pendidikannya cenderung buruk dibandingkan anak yang tidak stunting. Akibatnya, banyak anak stunting yang putus sekolah karena kemampuan berpikirnya yang kurang.
"Stunting berkaitan dengan perkembangan kognitif yang lebih rendah daripada anak yang tidak stunting," terang Madarina.
Lantas, bagaimana membedakan stunting dengan pendek yang lain?
Baca Juga:
Wakil Wali Kota Palu Imelda Muhidin Tegaskan Pencegahan Stunting Harus Terpadu dan Berkelanjutan
Dijelaskan Prof Madarina ada beberapa pengelompokan untuk menentukan apakah anak hanya mengalami pendek atau justru stunting.
"Kita juga harus menilai perkembangan motorik dan sebagainya. Kalau anak pendek dan kurus maka kita harus berpikir mungkin stunting, tetapi kalau anak pendek dan tidak kurus mungkin dia pendeknya bukan karena stunting, tetapi disebabkan hal lain," ujarnya.
Pemantauan tumbuh kembang anak juga sangat perlu diperhatikan oleh orangtua guna mendeteksi dini stunting pada anak.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Laporkan Kinerja Aksi Konvergensi Penurunan Stunting
Oleh karena itu, Madarina membeberkan lima hal yang harus dipantau orangtua untuk membedakan pendek dengan stunting, di antaranya:
1. Menentukan apakah anak pendek dengan tinggi badan. Seperti yang diketahui, menurut WHO, anak dikatakan pendek jika di bawah minus 2 atau sangat pendek bila di bawah minus 3.
2. Selanjutnya, Anda dapat memantau grafik berat badan anak yang disesuaikan dengan tingginya.