3. Amati juga apakah ada gangguan perkembangan pada anak. Sebab, stunting biasanya diikuti oleh masalah perkembangan seperti keterampilan, kognisi, dan motorik.
4. Para orangtua juga perlu untuk mengukur lingkar kepala anak, yang berkaitan dengan perkembangan otak.
Baca Juga:
Wakil Wali Kota Palu Imelda Muhidin Tegaskan Pencegahan Stunting Harus Terpadu dan Berkelanjutan
“Kalau (lingkar kepala) terlalu kecil, kita perlu curiga bahwa otak anak tidak berkembang. Tetapi kalau terlalu besar akan menimbulkan masalah kesehatan yang lain,” mbuhnya.
5. Terakhir, Anda dapat menilai perkembangan anak sesuai dengan umurnya menggunakan acuan dari Kartu Kembang Anak (KKA) online yang dikembangkan BKKBN.
Prof Madarina pun menekankan pentingnya diagnosis yang tepat terkait dengan stunting. Pasalnya orangtua yang anaknya pendek, sering kali memberikan banyak makanan dan kalori, dan berisiko menyebabkan obesitas.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Laporkan Kinerja Aksi Konvergensi Penurunan Stunting
Obesitas sendiri merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit tidak menular, termasuk diabetes melitus, serangan jantung, hingga kanker.
"Kenapa kita perlu dengan detail mengatakan apakah anak stunting atau pendek bukan stunting, karena salah mengobati mencelakakan anak," pungkas Madarina. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.