"Kalau kita cepat dari sekarang untuk meningkatkan
akselerasi produk dalam negeri, kita menciptakan ketidaktergantungan, maka bisa
menekan harga untuk sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia,"
tegasnya.
"Jadi bisa saja harga PCR ditekan sekitar Rp 400.000
hingga Rp 500.000 dan itu bukan tergantung pada reagan-nya, tetapi juga
mesinnya. Jadi kebanyakan mesin PCR untuk Indonesia ini kecil-kecil karena
memang tidak dipersiapkan untuk pandemi," katanya.
Baca Juga:
Kemenkes Katakan Kasus Kematian Akibat Virus Corona di Indonesia Kembali Meningkat
Berbeda halnya kalau mesin PCR-nya besar semua dan otomatis,
seperti yang dimiliki oleh laboratorium kesehatan daerah Jawa Barat, Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas yang dibeli saat awal pandemi, sehingga memakai
teknologi terbaru semuanya otomatis yang kapasitasnya bisa besar.
Jadi sekali jalan besar itu bisa menurunkan processing cost.
Begitu juga dengan reagan yang sebagian besar sudah dibuat industrinya di
Indonesia. Waktu awal pandemi, Indonesia banyak menerima sumbangan mesin PCR,
tetapi karena dari pihak Kementerian Kesehatan tidak ada yang mengurus,
akhirnya diambil alih oleh semua layanan BUMN. Sebagai perusahaan pelat merah
seharusnya bisa menekan harga, apalagi kalau mesinnya gratis.
"PR pemerintah saat ini adalah siapkan dan ganti
beberapa mesin PCR yang kapasitasnya out of date. Masa iya untuk pelayanan
kesehatan di masa pandemi gini, hanya mampu proses sehari 100 tes saja.
Seharusnya bisa mencapai ratusan ribu. Berbeda halnya kalau yang dimiliki
universitas yang lebih sedikit," saran Pandu.
Baca Juga:
Menteri Kesehatan akan Buat Aturan Test PCR Bisa di Apotek
Pandu menambahkan, jadi harga ideal PCR bisa ditekan dengan
menekan harga reagan, harga processing cost, berikan insentif yang lebih besar
untuk membuka tempat-tempat layanan di daerah yang belum ada. Sementara untuk
tingkat kecepatan hasilnya bila menggunakan mesin besar itu empat jam bisa
selesai dengan sistem otomatis. "Tentu ini berbeda bila dengan
manual," katanya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.