"Di Indonesia vaksin ini didaftarkan oleh PT Integrated Health Indonesia (IHI) sebagai pemegang EUA dan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin," jelasnya.
Sementara vaksin Convidecia merupakan vaksin yang dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology, yang juga dikembangkan dengan platform non-replicating viral vector namun menggunakan vector Adenovirus (Ad5).
Baca Juga:
PDHI Gorontalo Berikan Vaksinasi Gratis untuk Hewan Peliharaan
Penny menyebut, vaksin ini diproduksi oleh CanSino Biological Inc, China dan didaftarkan oleh PT Bio Farma sebagai pemegang izin EUA yang akan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin ini di Indonesia.
Lebih lanjut, Penny menjelaskan bahwa vaksin produksi J&J dan CanSino sejauh ini hanya menyasar warga berusia 18 tahun ke atas. Kedua vaksin ini juga sama-sama memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu khusus, yaitu 2-8 derajat celcius. Namun, vaksin Janssen juga disimpan pada suhu minus 20 derajat celcius.
"Pemberian sekali suntikan atau dosis tunggal sebanyak 0,5 mL secara intramuscular," jelas Penny.
Baca Juga:
Dinkes DKI Jakarta: Per 1 Januari 2024 Vaksinasi COVID-19 Berbayar
Dengan pemberian EUA pada kedua vaksin ini, maka BPOM setidaknya telah memberikan izin darurat pada sembilan jenis vaksin untuk penanganan pandemi covid-19. Mereka yakni Sinovac (CoronaVac), Vaksin covid-19 Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Comirnaty (Pfizer), Sputnik-V, Johnson & Johnson, dan CanSino.
Sebagaimana diketahui, pemerintah untuk sementara ini menetapkan lima merek vaksin, yakni vaksin Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna dan Novavax yang akan dipakai dalam program vaksinasi nasional.
Sementara untuk vaksin Gotong Royong sejauh ini wacana merek vaksin yang akan dipakai Sinopharm, CanSino, Sputnik-V, dan Anhui Zhifei Longcom. [rin]