WahanaNews.co | Organisasi Kesehatan Dunia milik PBB (WHO) mengatakan jumlah perokok di dunia menurun sebanyak 1,5 % yang tadinya sekitar 1,32 miliar orang di tahun 2015 menjadi 1,3 miliar di akhir tahun 2020.
Ditargetkan jumlah perokok dunia akan terus berkurang sampai 1,27 miliar pada 2025.
Baca Juga:
Indonesia Jadi Negara dengan Perokok Terbesar di Dunia
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan negara-negara harus lebih agresif mengendalikan konsumsi tembakau lewat menaikkan pajaknya.
Dengan demikian akses masyarakat terhadap produk tembakau akan lebih terbatas dan pada akhirnya mengurangi konsumsi.
"Kalau saja tembakau ini virus, kita pasti sudah lama menyebutnya sebagai pandemi dan dunia akan melakukan segala cara untuk menghentikannya," kata Tedros saat membuka pertemuan global MOP2.
Baca Juga:
Waspadai Penyakit yang Mengintai Perokok Pasif
"Tapi kenyataannya ini menjadi bisnis miliaran dolar yang mengambil untung dari kematian dan penyakit, membebani sistem kesehatan, serta membebani ekonomi lewat berkurangnya produktivitas," lanjut Tedros seperti dikutip dari situs resmi WHO, Selasa (16/11/2021).
Tedros mengingatkan pada semua negara agar berhati-hati dengan perusahaan rokok. Perlu ada perlindungan terhadap kebijakan kesehatan yang tidak menguntungkan industri tembakau.
"Perjalanan kita masih panjang. Perusahaan rokok akan melakukan segala cara untuk melindungi keuntungan yang mereka dapatkan dari berjualan produk mematikan," pungkas Tedros. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.