WAHANANEWS.CO, Sibolga - Kausar, paman dari Arjuna Tamaraya (21), tak kuasa menahan kesedihan saat mengenang keponakannya yang tewas dikeroyok di Masjid Agung, Kota Sibolga, Sumatera Utara, Jumat (31/10/2025).
Bagi keluarga, Arjuna bukan hanya anak muda pekerja keras, tapi juga tulang punggung yang menggantikan posisi ayahnya setelah meninggal dunia pada April 2025.
Baca Juga:
Menuju Toba World Class Destination, MARTABAT Prabowo-Gibran Puji Inovasi Pesawat Amfibi
“Dia menggantikan posisi ayahnya jadi tulang punggung keluarga. Dia menjadi nelayan, dia juga membiayai biaya adik dan kakaknya kuliah di Aceh,” ujar Kausar dengan suara bergetar, Rabu (5/11/2025).
Menurut Kausar, Arjuna dikenal tak banyak bicara, selalu membantu, dan jarang mengeluh soal kesulitan hidup. Ia menegaskan keponakannya bukan anak yang bermasalah, melainkan pemuda yang hanya beristirahat setelah bekerja keras di laut.
“Sebelum kejadian, dia sempat beli nasi goreng cuma Rp10.000, tapi penjualnya nolak dibayar karena kasihan. Dia cuma mau istirahat sebentar di teras masjid sebelum berangkat melaut lagi,” kenang Kausar.
Baca Juga:
BNN Bongkar Modus Baru, Vape Jadi Kedok Peredaran Narkoba Lintas Pulau
Namun, malam itu menjadi akhir hidup Arjuna. Sekitar pukul 03.00, seorang penjual sate berinisial ZP mendatangi korban dan melarangnya tidur di masjid. Ketika Arjuna tetap beristirahat, ZP memanggil empat pelaku lainnya dan menyerang secara brutal.
“Entah dia gondok atau memang hatinya iblis keluar, ZP memanggil pelaku lain. Tidak tahu apa yang dikatakan, tapi orang itu bisa sampai segitu brutal,” kata Kausar dengan nada geram.
Kausar berharap aparat kepolisian menindak tegas para pelaku tanpa kompromi. Baginya, kematian Arjuna adalah luka yang tak hanya menimpa keluarga, tapi juga mengguncang hati warga sekitar yang mengenalnya sebagai anak berbakti.