Dalam konferensi pers ini, Otto turut menampilkan empat video yang terdiri dari dua video kamera pengawas atau CCTV di luar toilet pada tanggal 30 dan 31 Januari 2024, satu video CCTV di kantin pada 30 Januari 2024, dan satu video yang diperoleh dari handphone saksi yang tidak diungkap identitasnya.
Dalam video CCTV di kantin sekolah terlihat sejumlah orang termasuk pelapor. Ada ketegangan yang terjadi di mana pelapor dan satu siswa lainnya terlibat kontak fisik yakni ada tarikan rambut yang dilakukan.
Baca Juga:
PT Megatama Securindo Abadi Sukses Gelar Event Tiandy Roadshow di Batam
Sementara di video CCTV di luar toilet pada 30 Januari 2024, pelapor bersama 17 siswa lainnya terlihat memasuki toilet. Tidak diketahui apa yang terjadi di sana. Namun, belasan orang tersebut keluar dari toilet beriringan dengan pelapor terlihat masih tertawa.
Sementara itu, pada rekaman CCTV di luar toilet pada tanggal 31 Januari 2024, pelapor bersama tiga belas siswa lainnya terlihat memasuki toilet. Ada jeda cukup lama saat mereka masuk dan keluar. Pelapor menjadi orang terakhir yang meninggalkan toilet.
Berdasarkan rekaman dari kamera handphone yang diperoleh pihak sekolah, terdapat perkelahian antara pelapor dengan salah seorang siswa yang bertubuh lebih pendek darinya. Perkelahian itu disaksikan oleh belasan siswa lain.
Baca Juga:
Mahasiswa Hilang Fokus Gegara ‘Rimming” dalam Mobil, Pengemudi Xpander Tabrak Pejalan Kaki
"Ternyata di sana itu yang terjadi adalah adanya istilahnya siswa ini sepakat untuk bertinju, berkelahi. Jadi, satu lawan satu berkelahi. Setelah itu selesai," kata Otto.
Ia menambahkan pihak sekolah tidak sempat melakukan mediasi terkait perselisihan antarsiswa tersebut. Sebab, kata dia, peristiwa itu dilaporkan ke pihak kepolisian di hari yang sama yakni pada 31 Januari 2024.
"Begini, kejadiannya tanggal 31, langsung tanggal 31 itu orang tuanya (pelapor) melaporkan. Jadi, enggak ada jeda. Jadi, enggak sempat dikasih kesempatan untuk (melakukan) restorative justice antara mereka," ucap Otto.