WahanaNews.co | Heboh suami yang ungkap dugaan pelecehan seksual terhadap istrinya di grup WA rekan kerja.
Kawan Lama Group, perusahaan tempat bernaung korban pun siap tegas menindak pelaku jika terbukti bersalah.
Baca Juga:
Tersangka Razman Nasution Jalani Tes Kesehatan & Sidik Jari di Bareskrim
Hal ini disampaikan langsung oleh Kawan Lama Group melalui akun Instagramnya, Minggu (14/8/2022).
Saat ini Kawa Lama Group sedang melakukan investigasi internal.
"Menanggapi utas di Twitter yang diunggah oleh akun @je*** mengenai dugaan pelecehan seksual yang dialami salah satu karyawan kami baru-baru ini, Kawan Lama Group sedang melakukan investigasi terhadap kasus ini secara internal," kata Kawan Lama Group dalam keterangannya.
Baca Juga:
Jaksa Penuntut Umum Kejari Bireuen Tangani Kasus Pelecehan Seksual Terhadap Anak
Perusahaan dan beserta unit bisnisnya tidak mentolerir segala bentuk pelecehan seksual.
Pihaknya berkomitmen untuk menghilangkan segala tindakan atau perilaku pelecehan di tempat kerja, sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua karyawan.
Tindakan pendisiplinan akan diterapkan jika terbukti ada pelanggaran.
Hal ini sesuai dengan Standar Perilaku Bisnis (SPB) dan peraturan perusahaan.
"Bahwa Kawan Lama Group memiliki aturan/norma yang jelas dalam Standar Perilaku Bisnis (SPB) dan Peraturan Perusahaan (PP) yang melarang segala bentuk tindakan pelecehan seksual. Tindakan pendisiplinan akan dilakukan untuk perilaku yang melanggar SPB terutama bagi siapa saja yang terbukti melakukan pelecehan seksual di lingkungan perusahaan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Kawan Lama Group siap mendukung langkah-langkah penyelesaian. Langkah ini akan dilakukan bersama korban.
"Kawan Lama Group mendukung langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut dan akan bekerja sama dengan korban (karyawan Kawan Lama Group) untuk proses lebih lanjut," tuturnya.
Pelecehan Seksual di Grup WA
Sebelumnya, dilansir dari detikcom, kejadian ini diceritakan oleh akun twitter @je***, pada Sabtu (13/8/2022).
Disebutkan bahwa pelecehan tersebut dialami istrinya saat diminta menjadi model foto produk kantor.
"Istri saya mendapat pelecehan berupa chat di grup pertemanan kantornya. Cerita berawal saat istri diminta menjadi model foto produk kantornya," tuturnya.
Ia mengatakan kejadian bermula saat seorang fotografer mengambil foto di bagian punggung tanpa izin dan dalam kondisi belum proses pemotretan.
Karena belum siapnya sesi pemotretan, menurutnya hal inilah yang menyebabkan pakaian dalam (bra) terlihat dalam foto tersebut.
"Bermula saat fotografer mengambil salah satu frame foto tanpa seizin istri saya di bagian punggung. Foto tersebut tidak digunakannya untuk kebutuhan kantor, namun untuk bahan melecehkan istri saya di grup WhatsApp," tuturnya.
"Bukan hanya tidak izin, foto tersebut diambil saat istri belum siap untuk memulai proses pemotretan. Masih fitting. Itu kenapa masih ada bra yang melekat di punggung. Beda dengan foto hasil yang digunakan unit bisnisnya," sambungnya.
Foto tersebut lantas di-share ke grup dan mendapatkan tanggapan dari rekan kantor lainnya.
Salah seorang anggota grup menanggapi dengan kalimat yang tidak pantas.
Tidak sampai di situ, tanggapan lain pun muncul dari anggota grup dengan menggunakan foto berbeda.
Dalam foto tersebut sang istri tampak sedang duduk dan disebut tengah menjajakan jasa.
"'Lucunya' ada 2 orang lain yang menggunakan foto lainnya sebagai bahan becandaan seronok. Seolah nge-framing istri saya dan temannya di foto tersebut seperti pelacur yang tengah 'menjajakan jasa'. Kenapa lucu? Salah satu pelakunya perempuan! Bisa-bisanya hanya karena istri saya duduk berdua dengan temannya, setelah mengenakan baju produk kantornya, lalu di-framing dengan kata kata 'Lagi nunggu dipilih'," tuturnya.
Ia mengatakan sang istri hanya ingin bekerja untuk membantu rumah tangga.
Namun ia justru mendapatkan pelecehan hingga akhirnya mengundurkan diri.
Ia mengaku akan mendampingi istrinya untuk menghadap tim HR untuk membuat gugatan.
Dalam gugatan tersebut ia meminta agar kebijakan one month notice untuk sang istri dihapus serta memecat orang-orang yang terlibat dan telah melakukan pelecehan.
Menurutnya, pemecatan perlu dilakukan karena banyaknya karyawan yang berhak mendapatkan lingkungan kerja yang sehat. Selain itu, para pelaku disebut dapat menjadi bibit predator seks.
"Kenapa harus dipecat? Karena banyak karyawan lain berhak mendapatkan lingkungan kerja yang sehat. Bukan diganggu oleh ekosistem toxic macam ini. Bibit predator seks berawal dari sini, dari pembiaran pembiaran lingkungan sekitar," ujarnya.
Jalur Hukum
Dalam tweet-nya, ia juga mengaku akan mempertimbangkan untuk menempuh jalur hukum terkait kejadian pelecehan ini.
"Setelah saya mendapat banyak masukan dari kalian, ada benarnya untuk saya juga menempuh jalur hukum untuk memberi pelajaran kepada pelaku," imbuhnya. [rsy]