WAHANANEWS.CO, Aceh Utara - Seorang pria di Aceh Utara nekat menyamar sebagai polisi dan mengelabui puluhan korban demi uang dan mobil. Modusnya cukup berani: mengaku sebagai aparat dan menjanjikan korban bisa lolos jadi PNS.
Aksi tipu-tipunya bahkan menelan kerugian hingga ratusan juta rupiah dan sebuah Honda Jazz.
Baca Juga:
Awas Penipuan Berkedok Taspen, Korban Rata-rata Pensiunan Lansia
Pelaku berinisial IK (52) ditangkap polisi setelah sempat buron dan bersembunyi di sebuah rumah di Karang Baru, Aceh Tamiang.
Saat diamankan, polisi menemukan senjata jenis airsoft gun dan borgol, perlengkapan yang digunakannya untuk memperkuat penyamarannya sebagai aparat negara.
“Kasus ini berawal dari laporan warga. Korban dan pelaku awalnya berteman, kemudian pelaku menjanjikan bisa mengurus kelulusan jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Untuk meyakinkan korban, dia mengaku sebagai anggota Kepolisian,” ujar Kasat Reskrim Polres Aceh Utara, AKP Boestani, Minggu (29/6/2025).
Baca Juga:
Diduga Melakukan Penipuan Warga Surabaya Polisikan Lisa Mariana
Tak tanggung-tanggung, dalam satu kasus, korban menyerahkan uang Rp30 juta dan satu unit Honda Jazz.
Total ada 24 korban di wilayah Aceh Utara dan Lhokseumawe yang tertipu dengan kerugian mencapai Rp402,5 juta.
Menurut polisi, IK menggunakan berbagai skenario dalam menjerat korban.
Kadang ia mengaku polisi, kadang petugas Badan Narkotika Nasional (BNN). Janji manisnya meliputi kelulusan PNS, pekerjaan, hingga urusan jual beli.
“Masyarakat yang merasa pernah ditipu pelaku dipersilakan melapor. Kalau melihat aksi mencurigakan, bisa langsung hubungi polisi lewat nomor 085277983031 yang aktif 24 jam,” sambung Boestani.
Penipuan dengan modus serupa juga marak di daerah lain, seperti di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Kali ini nama Kapolres Bulukumba AKBP Restu Wijayanto dicatut oleh pelaku untuk meminta uang kepada warga.
AKBP Restu menegaskan bahwa ia dan jajaran tidak pernah meminta uang dalam bentuk apapun melalui pesan pribadi.
“Segala bentuk komunikasi yang mengatasnamakan saya maupun pejabat Polres lainnya, apalagi dengan maksud meminta uang, adalah murni tindakan penipuan,” tegasnya.
Salah satu korban penipuan tersebut adalah Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Bulukumba, Tayeb Manangkasi, yang sempat mentransfer uang kepada seseorang yang mengaku jurnalis.
Kasus-kasus ini menegaskan perlunya kewaspadaan ekstra terhadap segala bentuk komunikasi mencurigakan, terutama yang menjanjikan keuntungan instan.
Kepolisian mengimbau masyarakat untuk selalu melakukan verifikasi sebelum memberikan informasi pribadi atau uang kepada pihak yang tidak dikenal.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]