"Tindakan dokter gadungan atau Amin itu sangat tidak dibenarkan, karena ini menyangkut nyawa manusia, bukan bermain-main dengan mesin atau tanaman, ini adalah nyawa manusia,“ ujar Muhammad Yusuf Zulfikar, mengutip Kompas.com.
Dia juga meminta ada langkah hukum terhadap Elwizan Aminuddin yang sudah lama menjadi dokter gadungan ini.
Baca Juga:
Resmi Dilantik, IDI Cabang Sikka Periode 2024-2027 Dipimpin Dokter Tedi, Berikut Susunan Kepengurusannya.!!
"Ini sudah melanggar hukum, melanggar kode etik kedokteran dan juga hukum yang berlaku di Indonesia, karena ini pembohongan," ungkap Yusuf.
"Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus ada proses hukum. Karena ini menyangkut nyawa manusia yang dia tangani," tegasnya.
Sementara itu, dokter tim Arema FC Nanang Tri Wahyudi, SpKO mengatakan, kejadian ini disebabkan minimnya pengetahuan klub mengenai standar perekrutan berdasarkan tes kompetensi dan kualifikasi.
Baca Juga:
Pjs. Bupati Labuhanbatu Utara Hadiri Peringatan HUT IDI ke-74
UOleh karena itu, Nanang mengusulkan solusi dengan mendirikan sebuah perhimpunan atau asosiasi khusus untuk dokter di bidang sepak bola, yang saat ini belum ada.
Rencananya, asosiasi ini dapat membantu tim untuk melakukan verifikasi dan meninjau rekam jejak dokter yang melamar posisi.
"Saya merupakan anggota PDSKO (Perhimpunan Dokter Spesialis Olahraga), jadi ini aman. Jika belum ada asosiasi dokter sepak bola, dari kasus ini bisa membentuknya untuk memastikan kualitas dokter tim," ucap dokter alumnus Program Spesialis Kedokteran Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.