WahanaNews.co | Dipastikan usai melakukan aksi kejinya pelaku pembunuhan dua wanita yang dicor di wilayah Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, tewas bunuh diri.
"Pelakunya P meninggal dunia karena melakukan bunuh diri setelah diketahui perbuatannya," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan, Kamis, 9 Maret 2023 melansir VIVA.
Baca Juga:
Ibu di Deli Serdang Ditetapkan Tersangka Setelah Dua Kali Membunuh Anak Kandungnya
Motif pembunuhan pun diyakini kuat karena masalah utang piutang. Permana (50) mengutang ke korban Yusi (48). Sementara itu, korban Heni (47) sama sekali tidak kenal dengan pelaku. Dia cuma menemani Yusi menemui pelaku untuk membicarakan perihal utangnya.
"Adanya masalah utang-piutang terkait bisnis jual-beli besi," katanya.
Sebelumnya diberitakan, dua jasad wanita ditemukan di dalam rumah kontrakan di Jalan Nusantara 3 RT 12 RW 22, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Selasa, 28 Februari 2023.
Baca Juga:
Tragis! Suami di Serdang Bedagai Tikam Istri Saat Live Karaoke di Facebook hingga Tewas
Kedua jasad tersebut ditemukan dalam keadaan terkubur di dalam rumah. Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Hengki mengatakan penemuan jasad dua wanita ini berawal dari laporan dari seseorang yang mengaku sebagai suami dari korban. Ketika itu, istrinya sudah pergi dari rumah sejak Minggu, 26 Februari 2023.
"Pengakuan pelapor kalau istrinya sudah meninggalkan rumah sejak Minggu 26 Februari 2023 dengan berpamitan untuk mengaji," kata Hengki, Selasa, 28 Februari 2023 lalu.
Menurut pelapor, istrinya pamitan pergi untuk mengaji namun tak kunjung kembali. Setelah sehari menghilang, suami korban melapor ke polisi terkait laporan orang hilang.
Atas laporan tersebut, polisi mengecek keberadaan istri pelapor dengan cara lacak ponsel hingga kemudian ditemukan di titik rumah tersebut. "Petugas dari Babinkamtibnas memeriksa CCTV yang ada, dan ditemukan ada dugaan motor korban yang dikenali oleh suami korban, di sekitar rumah kontrakan," ujar Hengki. [tum/viva]