Aksi teror kembali terjadi pada tanggal 3 hingga 17 Oktober 2018. Sebanyak 15 orang guru dan tenaga kesehatan disandera di Distrik Mapenduma, salah satu juga turut diperkosa oleh kelompok tersebut.
Teror tersebut masih berlanjut pada tanggal 1 dan 2 Desember 2018. Ignatius mengatakan puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk melakukan pembangunan jembatan jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi disandera.
Baca Juga:
Ketua MPW Pemuda Pancasila Jambi Adri SH MH Mengecam Tindakan Anarkis Terhadap Sekjen PP Arif Rahman
Ia menjelaskan total ada 25 pekerja yang dikumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo untuk dieksekusi. Sebanyak 19 orang dipastikan tewas dieksekusi, 4 pekerja berhasil melarikan diri, dan 2 pekerja masih tidak diketahui keberadaannya.
Sehari berselang, kelompok Egianus kembali mengejar karyawan yang melarikan diri menuju Distrik Mbua. Kemudian ketika mereka berlindung di Pos TNI 755/Yalet, kelompok ini melakukan penyerangan.
"Akibatnya, 1 anggota TNI, Serda Handoko gugur dan 1 lagi luka-luka," jelasnya.
Baca Juga:
Rencana KKB Bebaskan Pilot Susi Air, Ini Tanggapan Satgas Damai Cartenz
Keesokan harinya, kelompok Egianus menduduki Distrik Yigi yang jaraknya 2 jam berjalan kali dari Distrik Mbua. Pada hari itu, helikopter yang digunakan TNI juga ditembaki dan mengakibatkan 1 anggota terkena tembakan saat baku kontak di Puncak Kabo.
Aksi teror masih berlanjut keesokan harinya ketika anggota Brimob yang bernama Bharatu Wahyu serta baling-baling helikopter terkena tembakan di Puncak Kabo.
Kelompok Egianus tercatat kembali melakukan penyerangan pada 7 Maret 2019. Ketika itu mereka menyerang Distrik Mugi. Tiga anggota TNI gugur dalam insiden itu yakni Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin, dan Serda Siswanto Bayu.