Tak hanya soal kantong misterius, kepolisian juga membeberkan kepada Kompolnas soal keberadaan lakban kuning yang melilit kepala korban saat ditemukan.
"Posisi lakbannya kayak apa, terus alat-alat yang lain atau barang-barang yang lain yang terkait peristiwa itu jauh lebih lengkap," kata Anam.
Baca Juga:
Tragedi Zahra: Bocah 9 Tahun Diperkosa dan Dibunuh, Tersangka Diringkus Setelah 1 Bulan Buron
Lebih lanjut, Anam menyebut proses penyelidikan yang dilakukan penyidik sudah menyentuh berbagai aspek penting, termasuk digital forensik dan pemeriksaan saksi.
Pihak Kompolnas bahkan diberikan akses penuh untuk melihat rekaman CCTV yang memperlihatkan aktivitas ADP, tidak hanya pada malam sebelum kematian, tetapi juga sejak pagi hari saat berangkat kerja.
"Akivitas almarhum ini, pas hari H pagi-pagi, tanggal 7 mulai berangkat kerja sampai masuk ke kos kembali, kami dijelaskan detail dengan bukti digital yang sangat rapi dan detail, di titik ini ceritanya apa, di titik ini ditemukannya apa, itu kami dikasih akses sangat baik," ungkapnya.
Baca Juga:
111 Lembaga Kemanusiaan Peringatkan Gaza Hadapi Kelaparan Massal, Serukan Gencatan Senjata Segera
Anam menambahkan bahwa penyelidikan tidak hanya difokuskan pada satu lokasi, yakni tempat indekos korban. Pihak kepolisian juga melacak beberapa titik lokasi lain yang dinilai relevan dalam mengungkap kasus ini.
"Spektrum tempat yang dilacak tidak hanya satu TKP, tempat kos-kosan, tapi ada beberapa tempat dan kami mendapatkan penjelasan yang utuh. Utuh itu artinya tempatnya jelas, jejak digitalnya juga jelas, kesaksian orang juga jelas," terang dia.
Menurut Anam, pengungkapan sepenuhnya tinggal menunggu hasil autopsi forensik.