WahanaNews.co, Pariaman - Pihak keluarga saat ini tengah mencari keadilan untuk Aldelia. yang meninggal dunia pada Selasa (21/5/2024) lalu di RSUP M Djamil Padang. Sebelumnya, ia diduga dibakar oleh temannya.
Kepergian Aldelia Rahma (11), siswi kelas 4 SDN 10 Durian Jantung, Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), masih meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.
Baca Juga:
Diduga Siswi Disabilitas Dilecehkan Guru SLB, Keluarga Lapor Polisi
S"Kita saat ini menuntut bukan nyawa dibalas nyawa. Kita hanya meminta Aldelia mendapatkan keadilan. Kita tidak ingin ada Aldelia berikutnya, sementara kita juga tidak ingin ada sekolah yang lain lalai dalam mengawasi muridnya," kata kakak sepupu Aldelia, Media Madona, Sabtu (25/5/2024) melansir detikSumut.
Madona mengatakan, kepergian adik sepupunya sangat memperihatinkan, usai hampir 3 bulan lebih menderita kesakitan akibat luka bakar yang diderita dari bagian dada sampai bagian kaki akibat ulah jahil teman kelasnya yang menyiramkan pertalite ke Aldelia (dugaan awal polisi minyak tanah). Luka bakar di tubuh Aldelia mencapai 85 persen.
Kini pimpinan sekolah menurutnya terkesan angkat tangan dan seolah menyalahkan 2 guru yang saat itu menyuruh anak muridnya ikut gotong royong yang dilanjutkan membakar sampah.
Baca Juga:
Kawal Makan Bergizi Gratis, Gibran Titip Kepada Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia
Madona mengaku keterangan pihak sekolah juga berubah-rubah terkait luka bakar yang diterima Aldelia.
"Adik saya mengalami luka bakar dari dada sampai bagian bawah. Luka bakarnya seperti kambing yang sedang dikuliti, saat itu hampir 3 bulan lebih adik saya menderita kesakitan sebelum dia meninggal dunia akibat luka bakar itu. Untuk luka bakarnya itu ada 85 persen," ungkap Madona sambil berurai air mata.
"Untuk kepala sekolah tempat adik saya belajar, saat ditanya wartawan dia bilang tidak mengetahui dan tidak memerintah 2 guru untuk menyuruh gotong royong, dia sebut itu inisiatif 2 guru itu aja. Sementara keterangan pihak sekolah juga berubah-rubah. Jadi kita nilai pimpinan sekolah seolah menyelamatkan diri masing-masing," sambungnya.