WahanaNews.co | Mayat seorang wanita ditemukan dalam kondisi terpotong-potong di kamar mandi salah satu wisma di Jalan Kaliurang, Dusun Purwodadi, Kalurahan Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Minggu (19/3/2023) malam.
Seorang pria diketahui mendatangi wisma tersebut untuk menginap pada Sabtu (18/3/2023) sore pukul 17.30 WIB.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Sleman: 422 Kasus PMK Serang Ternak Januari 2024 - Januari 2025
Tak lama kemudian dia pergi dan datang kembali bersama korban.
Sebelumnya, pada Minggu (19/3/2023) pagi, dia memastikan akan memperpanjang sewa pada penjaga wisma.
Kemudian dia pergi dengan membawa kunci kamar. Penjaga wisma tak curiga karena teman wanitanya masih berada di dalam kamar.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Sleman Catat 422 Kasus Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak
Tetapi kecurigaan muncul ketika korban tak kunjung keluar kamar, dan kondisi lampu masih menyala.
Saat dicek, dari dalam kamar tak ada respons. Petugas segera mencongkel jendela kecil dan tampaklah sosok mayat wanita di kamar mandi.
Petugas melapor ke pihak Dukuh Purwodadi dan meneruskannya ke kepolisian.
Dukuh Purwodadi, Kalurahan Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kamri mengungkapkan saat korban ditemukan, darah di dalam kamar mandi sudah mengering.
"Kondisi jenazah itu sudah terpotong menjadi beberapa bagian," terangnya.
Polisi menjelaskan bahwa korban adalah A (34) yang tercatat sebagai warga Suryoputran, Panembahan, Keraton, Kota Yogyakarta.
A diketahui sebagai orangtua tunggal dengan dua anak, masing-masing berusia 8 tahun dan 1 tahun.
Ayah korban, Heri Prasetyo (64) mengatakan ia masih bertemu dengan anaknya pada Sabtu (18/3/2023) pagi.
Namun pada Sabtu sore, nomor WhatsApp anaknya sudah tak aktif.
"Jumat (17/3/2023) masih ketemu, Sabtu (18/3/2023) pagi masih ketemu. Sabtu sore saya WA sudah tidak aktif," ujar Heri, melansir Tribunjogja.com, Selasa (21/3/2023)
Heri menyebut putrinya adalah pegawai di Angkasa Pura Yogyakarta dan pada Jumat (17/3/2023) masih bekerja seperti biasa.
Setiap hari, anaknya berangkat kerja pada pukul 07.00 WIB, dan pada hari Sabtu, A masih bekerja seperti biasa.
Menurut dia, A hobi kulineran di Pakem, Kabupaten Sleman. Namun, pada Sabtu itu dia tidak mengetahui ke mana A pergi.
"Pergi ke mana kurang tahu ya, Tapi dari dulu senangnya makan di warung makan di Pakem, kulineran," kata dia.
Heri menyebut, dirinya sudah jarang berkomunikasi dengan A. Saat pulang kerja A langsung mengasuh ddua anaknya.
Di matanya, A merupakan sosok ibu yang bertanggung jawab terhadap dua anaknya.
"Enggak pernah ngobrol. Jadi kalau pulang ya pulang ketemu anaknya gojek-gojek (bercanda). Anaknya mau minta apa baru keluar," jelas Heri.
Heri mengaku kesulitan mencari keberadaan A. Hal ini karena selain jarang berkomunikasi, ia juga tidak mengetahui siapa teman-teman A.
"Saya tidak punya (kontak temannya), temennya siapa karena di hp semua," kata dia.
Lalu pada Senin (20/3/2023) pukul 02.00 WIB Heri diminta datang ke RS Bhayangkara.
"Jam 2 pagi dari Polsek Keraton, disuruh ke Rumah Sakit Bhayangkara, sudah enggak enak aku (perasaannya). Sempat tanya kenapa A, tapi dijawab sudah kesana saja. Aduh kenapa ini," kata dia.
Sesampainya di Rumah Sakit Bhayangkara barulah dia baru mengetahui bahwa anaknya menjadi korban mutilasi di salah satu wisma di Kabupaten Sleman.
Heri menyebut ada tiga barang milik A yang belum ditemukan yakni motor dan dua ponsel.
"Belum. Hp sama sepeda motor belum ketemu sampai sekarang," katanya.
Dia pun menduga barang tersebut dipakai oleh pelaku mutilasi.
"Mungkin dipakai. Sepeda motornya Scoopy," kata dia
Heri juga menyebut ada banyak luka di jasad anaknya. Namun dia tidak menjelaskan secara detail.
"Pokoknya ada. Ada banyak enggak boleh ngomong," katanya.
Hery menduga menduga kematian putrinya itu berkaitan dengan dendam mantan suami korban. Menurutnya, mantan suami diduga emosi lantaran diceraikan oleh korban.
"Ini ada gandeng cenengnya (ada hubungannya) sama mantan suaminya karena diceraikan. Kalau diusut sepertinya itu, dendam karena dia diceraikan," duganya.
Hingga saat ini polisi masih mendalami kasus tersebut, dan telah melakukan olah tempat kejadian perkara. [ast/eta]