5. Ternyata Handi Masih Hidup Sebelum Dibuang Kolonel Priyanto dkk ke Sungai
Awalnya saat di lokasi kecelakaan, Kolonel Inf Priyanto sempat memerintahkan anak buahnya memindahkan tubuh Handi dan Salsa ke pinggir jalan meski sempat diingatkan warga untuk tidak memindahkan tubuh korban sebelum polisi datang.
Baca Juga:
Sidang Kolonel Priyanto, Hakim Heran Karena Hal Ini
Namun setelah 5 menit ditunggu, tetap tidak ada yang datang membantu. Kedua tubuh korban dipindahkan ke mobil oleh Kolonel Inf Priyanto bersama dua anak buahnya dan warga sekitar. Namun Handi masih hidup dan terdengar suara rintihan dari Handi yang mengaku kesakitan.
"Bahwa saat Saudara Handi Saputra dipindahkan dari pinggir jalan dimasukkan ke bagasi belakang kendaraan Isuzu Panther, Saudara Sohibul Iman, Saudara Saepudin Juhri alias Oseng, Saksi-4 dan Saudara Taufik Hidayat alias Opik melihat Saudara Handi Saputra dalam keadaan hidup dan masih bernapas serta bergerak seperti merintih menahan sakit," kata Oditur Militer Kolonel Sus Wirdel Boy.
Sedangkan Salsabila tidak lagi bernapas atau meninggal dunia saat dipindahkan ke mobil. Seorang saksi bernama Saepudin mengatakan sempat meraba perut dan tangan untuk mengecek denyut nadi Salsabila tidak bergerak dan pernapasan di hidung dan mulut sudah tidak bernapas/berembus dengan kondisi luka pada kepala bagian kanan di atas kuping terdapat luka dengan diameter ± 10 cm dan mengeluarkan darah, kepala bagian belakang terdapat luka dengan diameter ± 3 cm dan mengeluarkan darah, serta kaki sebelah kanan patah.
Baca Juga:
Kolonel Priyanto cs Pembunuh Handi dan Salsa Segera Diadili
"Sedangkan Saudari Salsabila diangkat oleh Kolonel Inf Priyanto dibantu oleh Saudara Saepudin Juhri alias Oseng yang dimintai tolong oleh Kopda Andreas Dwi Atmoko dengan mengatakan, 'Pak, tolong bantu ini korban mau dibawa ke rumah sakit', lalu dimasukkan ke dalam kendaraan Isuzu Panther melalui pintu tengah sebelah kiri dengan posisi kepala terlebih dahulu dan ditidurkan di jok tengah dengan posisi kepala di sebelah kiri kendaraan Isuzu Panther dan posisi kaki di sebelah kanan kendaraan Isuzu Panther," imbuhnya.
Saat di tepi Kali Tajum, Kolonel Inf Priyanto meminta kedua anak buahnya turun untuk membantu membuang tubuh Handi-Salsa.
"Kolonel Inf Priyanto memerintahkan Kopda Andreas Dwi Atmoko dan Koptu Ahmad Soleh untuk membuang kedua korban ke dalam Kali Tajum dari atas jembatan dengan mengatakan, 'Ayo, cepat keluar, bantu'. Lalu Kolonel Inf Priyanto keluar dari pintu depan sebelah kiri dan Kopda Andreas Dwi Atmoko keluar melalui pintu sebelah kanan dan Koptu Ahmad Soleh tidak turun dan tetap berada di dalam kendaraan Isuzu Panther," kata Wirdel Boy.