"Minum p*****, tidur lagi, tidur lagi sambil nunggu, kepala ayah langsung tidur di bawah, ini saja ayah kaya mabok, ngomong sendiri kayak orang gila, ya sudah ya. Moga-moga selamat sampai tujuan dan sukses. Amin," ucap Paryanto mengakhiri rekaman suara tersebut.
Berbekal pesan yang disampaikan korban, GE, anak Poryanto, kemudian melapor ke Polres Banjarnegara pada 27 Maret 2023. Dari hasil pengembangan, petugas menangkap Slamet Tohari.
Baca Juga:
Pengakuan Dukun Santet di Tangerang Selatan, Punya Senpi Hingga Digerebek Warga
Polisi mengungkap Paryanto dihabisi Slamet dan dikubur di jalan setapak. Dari penemuan itu, terungkap ada 11 korban lainnya yang dikubur Mbah Slamet.
Pengakuan Mbah Slamet
Melansir detikJateng, Mbah Slamet membunuh 12 korbannya di lahan perbukitan miliknya. Setelah mengelabui korbannya dengan ritual malam selama satu jam, dia lalu menyuguhkan minuman 'penghabisan'.
Baca Juga:
Rumah Dukun di Tangsel Digerebek Warga, Ditemukan Foto Ditusuk-tusuk dan 2 Pucuk Senpi
"Berangkat dari rumah jam 4 (sore). Sampai sini masih terang. Setelah itu ritual bersama korban," kata dukun asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, itu saat dibawa polisi ke ladang tempat eksekusi sekaligus kuburan massal korbannya, seperti dilansir Selasa (4/4/2023).
Dia mengatakan ritual itu berlangsung satu jam. "Setelah ritual, sekitar setengah 8 malam, saya suruh minum yang dicampur dengan potasium dan obat penenang," ujar Slamet. Menurutnya, reaksi larutan racun pencabut nyawa itu tak butuh waktu lama.
"Setelah diminum, orangnya tidak sempat bilang seperti itu (teriak meminta tolong). Tidak bisa bilang apa-apa, muntah sedikit. Lima menit kemudian tidak terasa apa-apa. Nggak sampai bilang apa-apa," ucapnya.