WahanaNews.co | Rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari Pulau Jawa ke Kalimantan Timur rupanya sudah mantap.
Undang-Undang Ibu Kota Negara (IKN) pun telah disahkan pada 18 Januari 2022 oleh DPR RI.
Baca Juga:
Jakarta Bakal Punya 15 Kewenangan Khusus Usai Lepas Status Ibu Kota
Tidak hanya itu, pembangunan IKN pun telah dimulai dan rencananya HUT RI tahun 2024 nanti akan diselenggarakan di Nusantara, nama IKN yang baru.
Dibalik rencana tersebut tentunya ada alasan-alasan kenapa ibu kota Jakarta harus dipindahkan ke Kalimantan Timur.
Lantas, kenapa ibu kota negara harus pindah? berikut 6 alasan kenapa ibu kota Jakarta dipindahkan ke Kalimantan Timur.
Baca Juga:
Soal IKN, Cak Imin: Lagi Enak di Jakarta, Tiba-tiba Disuruh ke Hutan
1. Pemerataan pembangunan
Dilansir dari laman Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, salah satu alasan kuat Presiden Joko Widodo ingin memindahkan ibu kota Jakarta ke Kalimantan Timur adalah agar adanya pemerataan pembangunan.
Pasalnya, selama ini Indonesia telalu Jawa sentris, alias hanya terfokus pada Pulau Jawa. Dengan pindahnya ibu kota, Joko Widodo berharap kesan Jawa sentris hilang dan digantikan dengan Indonesia sentris.
“Presiden ingin agar ada pemerataan pembangunan. Tidak ada lagi Jawa sentris, walaupun beliau orang Jawa. Kalau yang berencana itu saya atau Pak Isran itu biasa. Karena kami bukan orang Jawa. Tapi beliau ini orang Jawa, tidak mau lagi Jawa sentris. Itu luar biasa,” ucap Mendagri Tito Karnavian saat mengunjungi Kalimantan Timur dilansir dari Kaltimprov, pada Senin (21/2/2022).
2. Penduduk yang terlalu padat
Jakarta dan Pulau Jawa dinilai sudah kelebihan penduduk. Bahkan, dalam Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menyebutkan jika 56,56 persen masyarakat Indonesia tinggal di Pulau Jawa.
Sedangkan sisanya tersebar di pulau-pulau lain dengan persentase kurang dari 10 persen, kecuali Pulau Sumatera yang memiliki populasi sebanyak 22,1 persen jiwa.
3. Adanya krisis air bersih
Alasan selanjutnya adalah adanya krisis air bersih yang terjadi di Jawa dan Bali. Bahkan kawasan Jabodetabek dan Jawa Timur menjadi daerah yang terparah.
Di Pulau Jawa hanya wilayah Gunung Salak hingga Ujung Kulon saja yang indikator air bersihnya masih hijau dan sehat.
4. Ancaman bencana alam
Banjir merupakan salah satu pembahasan yang tidak ada habisnya di Jakarta. Melansir dari laman Indonesia Baik, setidaknya 50% wilayah Jakarta memiliki tingkat keamanan dari banjir di bawah 10 tahun.
Padahal idealnya 50 tahun Tak hanya itu saja, Jakarta juga terancam akan letusan Gununng Krakatau, Gunung Gede, dan juga bencana gempa atau tsunami.
5. Kontribusi ekonomi PDB
Alasan lain yang mendasari agar ibu kota pindah ke Kalimantan Timur adalah karena kontribusi ekonomi di Pulau Jawa sangat mendominasi PDB (Produk Domestik Bruto).
Data BPS pada 2018 menyebutkan jika Pulau Jawa menyumbang sebesar 58,49 persen PDB.
6. Pertumbuhan urbanisasi
Pertumbuhan urbanisasi di kawasan Jabodetabekpunjur rupanya mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Bahkan pada 2013 Jakarta menduduki posisi ke 10 sebagai kota terpadat di dunia. Empat tahun kemudian, Jakarta naik tingkat ke posisi-9. [ast]