Kondisi ini menyebabkan pemerintah terlena karena seolah mendapat dukungan kuat, seperti yang terjadi saat PKI menjadi ujung tombak dan memberikan dukungan penuh pada era Orde Lama.
Strategi kedua, kata Ketua Umum IKAL Lemhanas ini, bila kekuatannya sudah berada di atas kekuasaan, mereka akan merebut kekuasaan dengan segala cara.
Baca Juga:
Singgung Etika, Ganjar: Para Jendral yang Dulu Pecat Prabowo Kini Berbalik Mendukung
"Itulah yang terjadi dengan G30S/PKI," ujar Agum.
Strategi terakhir adalah bahwa PKI tidak pernah merasa kalah.
Mereka hanya mengenal istilah pasang surut perjuangan.
Baca Juga:
Jokowi Bersihkan Nama Soekarno dari G30S PKI
Namun saat ini, menurut Agum, PKI dan komunisme sudah tidak ada dan tidak dapat berkembang di Indonesia.
"Kalau PKI masih ada, kami yang akan menggebuknya. Selain juga sudah ada payung hukumnya yakni TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Larangan Ajaran Komunisme/Marxisme," imbuh Agum.
Di Rusia dan China, komunis sudah tidak banyak lagi, bahkan China kini cenderung menjadi kapitalis sejak era Deng Xiaoping.