“Di Sekolah Rakyat, tidak cukup hanya dengan pendekatan kolektif, tetapi juga harus ada pendekatan individual sesuai latar belakang setiap anak,” kata Agus Jabo.
Ia menegaskan, Sekolah Rakyat bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan sarana strategis untuk memutus mata rantai kemiskinan dan menjadi jembatan harapan bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera.
Baca Juga:
Pemprov Jabar Keluarkan Edaran agar Guru Tak Terapkan Hukuman Fisik Kepada Siswa
"Kalau orang tuanya miskin, anaknya tidak boleh miskin. Mari kita jadikan Sekolah Rakyat sebagai jembatan bagi anak-anak untuk menggapai cita-cita, dan sebagai jalan bagi orang tua untuk memiliki kembali harapan,” ujarnya.
Acara penutupan retret tersebut diikuti oleh 55 kepala sekolah secara tatap muka dan 970 guru melalui Zoom.
Kegiatan berlangsung selama empat hari, 18–21 Agustus 2025, dengan materi utama mencakup penguatan konsep Sekolah Rakyat, kedisiplinan, serta pendidikan karakter.
Baca Juga:
Soal Guru Madrasah Aksi Nasional 30 Oktober, Ini Respons Kemenag
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.