WahanaNews.co | Keketuaan Indonesia pada Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) berada pada titik sejarah yang penting, kata seorang akademisi dari Universitas Indonesia (UI) pada Minggu (30/4/2023).
"Setidaknya, ada tiga hal yang membuat ASEAN Chairmanship Indonesia menjadi penting," kata Shofwan Al Banna Choiruzzad, Sekretaris Eksekutif Pusat Studi ASEAN Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI.
Baca Juga:
Strategi Kolaborasi Ekonomi Indonesia-Australia Kembali Diperkuat untuk Lanjutkan Berbagai Komitmen Kerja Sama
Pertama, dunia, termasuk kawasan Asia Tenggara, masih berada dalam situasi pemulihan pascapandemi dan perlambatan ekonomi global, kata dia.
Asia Tenggara sebagai salah satu dari sedikit titik pertumbuhan dunia menjadi kawasan yang penting untuk membantu pemulihan global.
Kedua adalah ketegangan geopolitik meningkat, terutama di kawasan Indo-Pasifik di mana negara-negara ASEAN berada di dalamnya.
Baca Juga:
Dukung World Water Forum 2024, PLN Bakal Siapkan 52 Charging Station
Ketiga, kata Shofwan, di tengah dua tantangan besar tersebut, ASEAN menghadapi tantangan dari dalam yang sangat kompleks, seperti krisis di Myanmar.
Untuk itu, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 harus bisa menerjemahkan ASEAN Outlook on Indo-Pacific. "Termasuk dalam kerja sama-kerja sama yang konkret dan berdampak pada sentralitas ASEAN di Indo-Pasifik," ujarnya.
KTT ke-42 ASEAN 2023 yang akan digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 9-11 Mei mendatang itu memiliki delapan agenda pertemuan.