WahanaNews.co | Kementerian PUPRmenargetkan
pembangunan 13 bendungan selesai pada akhir 2022.
Salah
satunya berada di Pulau Bali, yakni Bendungan Tamblang, di Kabupaten Buleleng.
Baca Juga:
18 TPS di Buleleng Tak Terjangkau Jaringan Internet
Menteri
PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan,
pembangunan bendungan tersebut bertujuan untuk memenuhi misi ketahanan pangan
dan ketersediaan air nasional, khususnya Pulau Bali sebagai destinasi
pariwisata internasional di Indonesia.
Bendungan
Tamblang merupakan bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) yang
dilaksanakan untuk menambah tampungan air, sehingga kontinuitas suplai air
baku dan irigasi ke sawah terjaga.
Basuki
menjelaskan bahwa potensi air di Indonesia cukup tinggi, yakni 2,7 triliun
meter kubik pertahun.
Baca Juga:
Gibran Janji Kaji Ulang Pembangunan Bandara Bali Utara jika Terpilih
Dari
volume tersebut, air yang bisa dimanfaatkan sebesar 691 miliar meter kubik
pertahun, di mana yang sudah dimanfaatkan sekitar 222 miliar meter
kubik pertahun untuk berbagai keperluan, seperti kebutuhan rumah tangga,
peternakan, perikanan dan irigasi.
"Namun,
potensi sebesar itu, keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan waktu,
sehingga kita membutuhkan tampungan-tampungan air. Dengan begitu pada saat
musim hujan air ditampung untuk dimanfaatkan musim kemarau. Itulah gunanya
bendungan dan embung/setu untuk penampungan air," ujarnya dalam siaran pers,
Sabtu (17/7/2021).
Bendungan
Tamblang diproyeksi memiliki kapasitas tampungan sebesar 7,6 juta meter kubik
untuk memenuhi kebutuhan air irigasi DI Bungkulan dan DI Bulian seluas 588
Hektar (Ha).
Di
samping itu, juga bermanfaat sebagai penyediaan air baku dengan debit 510
liter/detik, menambah cadangan listrik (PLTM) sebesar 0,54 MW, pengendalian
banjir, kawasan konservasi, dan potensi pariwisata baru di Bali utara.
Pembangunan
bendungan dikerjakan oleh kontraktor PT PP - Adijaya (KSO) dengan nilai kontrak sebesar Rp 816 miliar.
Saat
ini, progres konstruksinya mencapai 51.72 persen dan
ditargetkan selesai pada 2022.
Bendungan
Tamblang memiliki luas lahan 73 hektare dengan sumber air berasal dari Tukad
Daya.
Bendungan
ini merupakan bendungan dengan tipe Rock
Fill Dam dengan Inti Tegak puncak 260 meter dan lebar puncak 12 meter,
dilengkapi terowongan pengelak tipe tunnel
tapal kuda dengan diameter 4,50 meter.
Pembangunan
bendungan tersebut akan menambah jumlah tampungan air di Provinsi Bali yang
terkenal dengan sejumlah destinasi pariwisata bertaraf internasional.
Sebelumnya,
telah dibangun Bendungan Titab Kabupaten Buleleng (2011-2015) dengan kapasitas
tampung 12,80 juta meter kubik, Bendungan Benel Kabupaten Jembrana selesai 2010
(kapasitas 1,9 juta meter kubik), Bendungan Telaga Tunjung di Kabupaten
Tabanan selesai 2007 dengan kapasitas 1,26 juta meter kubik, Bendungan Grokgak di Kabupaten
Buleleng selesai 1997 dengan kapasitas 3,1 juta meter kubik, dan Bendungan
Palasari di Kabupaten Jembrana selesai 1989 dengan kapasitas 8 juta
meter kubik. [qnt]