Setelah berziarah, Gus Dur berpesan kepada salah satu sepupunya, "Dek, Minggu ngarep aku rene. Tolong sampean dongakno yo." Artinya, "Dik, minggu depan saya ke sini. Tolong kamu doakan ya."
Pesan tersebut disampaikan Gus Dur dengan tenang, seolah mengetahui apa yang akan terjadi. Keluarga dan kerabat yang mendengarnya pun merasa haru dan terkejut.
Baca Juga:
MPR RI Bakal Kaji Ulang Pasal TAP MPR Terkait Soeharto dan Gus Dur
Tepat seminggu kemudian, keluarga mengantarkan Gus Dur untuk dimakamkan di Tebuireng, sesuai dengan pesan yang disampaikannya.
Kisah ini menunjukkan kedekatan spiritual Gus Dur dengan leluhurnya dan firasatnya tentang waktu kepergiannya.
Alissa Wahid menceritakan pengalaman ini dengan penuh haru, mengenang sosok ayahnya yang begitu bijaksana dan memiliki kedalaman spiritual.
Baca Juga:
Wasekjen PBNU Tuding PKB Dalangi Demo di Kantor PBNU
Seperti diketahui, Gus Dur wafat pada hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi penyakit yang sudah dideritanya sejak lama.
Kepergian Gus Dur meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia, mengingat perannya sebagai tokoh pluralisme dan demokrasi.
Semasa hidupnya, Gus Dur dikenal sebagai sosok yang selalu memperjuangkan hak-hak minoritas dan toleransi antarumat beragama.