WahanaNews.co | Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina mengungkapkan keprihatinannya terhadap peristiwa bayi 10 tahun yang dijadikan manusia silver di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan.
Selly mengatakan, pemerintah tidak bisa parsial saja menyelesaikan masalah tersebut. Pemerintah juga perlu memberikan solusi yang komprehensif dan berjenjang, jangan mengambil sikap ketika viral saja.
Baca Juga:
Dua Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Sumut, KPAI Desak Percepatan Penyelesaian
"Tentu pendekatan pemerintah tidak bisa parsial, beresin satu persatu-kasuistik, memberikan lapangan pekerjaan kemudian selesai. Nanti kalau ada kejadian lagi, kemudian viral, buru-buru diberesin lagi. Pendekatan pemerintah harusnya komprehensif dan berjenjang," kata Selly kepada wartawan, Rabu (29/9).
Politikus PDIP ini bilang, permasalahan anak ini harus dilihat sebab dan akibatnya. Harus bisa dicari akar persoalannya tidak serta melihat dengan kacamata kuda.
"Seolah persoalan yang tiba-tiba terjadi tanpa melihat sebab ekonomi sosial-budaya yang melatarbelakanginya. Ini juga akan berimbas pada solusi yang ditawarkan, jangan sampai penyelesaiannya cuma formalitas belaka, menggugurkan kewajiban memberikan report ke atasan. selesai.
Baca Juga:
KPAI Sebut Terduga Pelaku Aniaya Balita Daycare Depok Langgar UU Perlindungan Anak
Contohnya persoalan anak di Jabodetabek misalnya, tentu berbeda dengan persoalan anak di daerah-daerah, dan latar belakangnya juga pasti berbeda," kata Selly.
Selain itu, sudah banyak lembaga yang membidangi persoalan anak, seperti Kementerian PPA, Kemensos, hingga KPAI. Ia meminta lembaga negara ini juga turun tangan.
"Nanti saya akan panggil lembaga-lembaga ini. Apa perbedaan tugas dan fungsinya, jangan sampai banyaknya lembaga-lembaga negara tersebut justru saling mengandalkan, saling tumpang tindih. Yang pada akhirnya, tidak ada fokus di tugas-tugasnya," kata Selly.
Sebelumnya, nasib nahas dialami bayi berusia 10 bulan berinisial MFA. Seluruh tubuhnya dicat silver oleh tetangga orang tuanya dan diajak mengemis.
Kasus itu berawal saat MFA dititipkan orang tuanya bernama Nisa (21) kepada tetangganya berinisial E dan B.
"Oleh E dan B (pasangan suami istri) bayi 10 bulan itu dicat silver untuk sama-sama diajak mengemis," kata Kepala Seksi Penyidikan dan penindakan Satpol PP Tangerang Selatan, Muksin dikonfirmasi, Minggu (26/9).
Menurut keterangan Nisa, lanjut Muksin, bayi MFA tersebut, selalu dititipkan kepada tetangganya setiap hari ketika Nisa bekerja. Selain itu, Nisa juga selalu membekali sang bayi uang Rp20.000 untuk keperluan popok dan susu.
"Ibu Nisa ini juga bekerja sebagai pengemis. Tapi pengakuannya tidak mengetahui kalau anaknya itu dijadikan manusia silver juga. Ini kita akan dalami lagi," kata Muksin.
Kasus eksploitasi bayi silver tersebut ramai diberitakan membuat Nisa dan bayinya MFA, dibawa ke Rumah singgah Dinas Sosial. Pihak Dinsos saat ini tengah menyelidiki kasus dugaan eksploitasi bayi tersebut.
"Mereka ini juga buka warga Tangsel, dari luar daerah. Tapi tidak punya KTP juga. Bayinya juga tidak punya akta lahir, karena dilahirkan tidak di rumah sakit. Atas kejadian ini kita akan melakukan razia lebih intensif agar kejadian eksploitasi anak tidak lagi terjadi di Tangsel," kata Muksin. [rin]