WahanaNews.co | Untuk
antisipasi imbas gempa Megathrust Selatan Jawa, Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung melaksanakan uji aktivasi sirine
peringatan tsunami.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Uji coba aktivasi sirine tsunami ini dilakukan bersama Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Rabu (26/8) pukul 10:00 WIB. Uji
aktivasi di Jawa Barat tersebut dipusatkan di Pangandaran dan Sukabumi.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu
mengatakan, uji aktivasi sirene warning tsunami yang dilakukan pada pukul 10.00
WIB tersebut dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.
"Selain untuk memastikan sirene warning tsunami tersebut
berfungsi dengan baik, kegiatan uji aktivasi sirine ini dilakukan juga dalam
rangka upaya mitigasi bencana tsunami yang bertujuan memperkecil risiko bencana
yang mungkin terjadi," kata Rahayu melalui keterangan tertulis, dikutip
Kamis (27/8).
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Menurut Rahayu, kegiatan ini akan dilakukan secara rutin
setiap tanggal 26 pukul 10.00 WIB.
Rahayu menjelaskan, sepanjang pesisir pantai selatan Jawa
Barat memiliki potensi bencana tsunami yang tinggi karena berhadapan langsung
dengan zona megathrust.
BMKG Stasiun Geofisika Bandung sendiri telah menyiapkan
sarana dan prasarana untuk keperluan mitigasi bencana tersebut, yaitu sirene
warning tsunami, Warning Receiver System New Generation (WRS-NG) serta
rambu-rambu jalur evakuasi.
BMKG juga telah memasang sirene warning tsunami di beberapa
wilayah pesisir selatan Jawa Barat seperti Pangandaran dan Sukabumi," ujar
Rahayu.
Di Pangandaran, telah terpasang sebanyak empat sirene
warning tsunami yaitu di Kantor Balawista Pantai Pangandaran, Kantor Telkom
Pangandaran, Kantor Kecamatan Pangandaran, serta di Bojong Salawe.
Untuk Wilayah Sukabumi terpasang di tiga lokasi yaitu di
Kantor Informasi Geopark Ciletuh, Tower Balawista Pantai Citepus serta Tower
Balawista Kantor Desa Citepus. Tetapi satu lokasi yang di Tower Balawista
Pantai Citepus mengalami kerusakan karena towernya roboh tergerus gelombang
pasang yang terjadi pada tanggal 13 Agustus 2021.
"Untuk diseminasi informasi gempa bumi dan tsunami kami
mempunyai peralatan yaitu WRS NG yang sudah terpasang di seluruh kantor BPBD
kota/kabupaten diseluruh Jawa Barat. Moda diseminasi WRS NG ini berfungsi untuk
menginformasikan terkait gempa bumi dan tsunami ke masyarakat di sepanjang
pesisir pantai melalui pemerintah daerah," tutur Rahayu.
Selain sirene warning tsunami dan WRS-NG, BMKG bersama dengan
pemerintah daerah juga telah menyiapkan rambu-rambu evakuasi serta tempat
evakuasi sementara maupun tempat evakuasi akhir.
Sehingga jika terjadi gempa bumi yang berpotensi menyebabkan
tsunami, maka akan terinformasikan dengan cepat melalui WRS NG dan dan sirene
warning tsunami yang akan memberikan peringatan ke masyarakat di sekitar pantai
untuk segera melakukan evakuasi mengikuti rambu-rambu evakuasi yang telah
terpasang. [rin]