"Itu yang terutama yang auditnya. Kayak misalnya di GBK waktu kita merehab GBK untuk Asian Games, itu ada standardnya. 15 Menit harus full atau harus bisa kosong, selamat, dengan kapasitas yang 80 ribu itu," ujar Basuki.
Pernyataan senada soal audit Stadion Kanjuruhan juga disampaikan Menpora, Zainudin Amali.
Baca Juga:
Kapolda Jatim yang Baru Diminta Waspadai Mafia Tanah
Dia mengatakan, proses audit akan diprioritaskan terhadap stadion klub yang dijadikan tempat kompetisi.
"Tentu kita akan mulai dari Kanjuruhan, karena kita prioritaskan stadion yang digunakan oleh klub-klub yang existing sedang berkompetisi. Sebab, kalau kita audit seluruhannya, lama itu," ujar Amali dalam wawancara terpisah.
Selain itu, kata Amali, audit akan diprioritaskan untuk stadion dengan kapasitas penonton yang banyak.
Baca Juga:
Komnas HAM Klaim Kantongi Dalih PT LIB Tolak Ubah Jadwal Arema vs Persebaya
Sedangkan stadion yang sudah diperbaiki untuk Piala Dunia U-20 tidak akan diaudit.
"Kita akan mendahulukan yang penontonnya banyak. Stadion-stadion di samping Kanjuruhan kan banyak juga. Kalau yang sudah kita perbaiki untuk persiapan FIFA World Cup U-20 tentu tidak perlu lagi, misalnya di Manahan, Solo. Itu kan sudah bagus. Kemudian yang digunakan oleh Bali United, di Wayan Dipta. itu kan sudah bagus. Kemudian yang di Palembang, dan sebagainya," ujar Amali. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.