WahanaNews.co | Bharada E sempat diduga menerima sejumlah uang demi menjalakan 'skenario' yang telah disusun dalam kasus penembakan Brigadir J, di rumah dinas Ferdy Sambo pada Juli lalu.
Dugaan tersebut pertama kali diungkap oleh pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjutak.
Baca Juga:
Perjalanan Vonis Ferdy Sambo dari Hukuman Mati Jadi Penjara Seumur Hidup
Pengacara Bharada E, Deolipa Yumara kemudian dengan tegas membantah dugaan tersebut.
Bharada E diduga menerima uang demi menjalakan 'skenario' yang telah dibuat dalam kasus penembakan Brigadir J di rumah dina Ferdy Sambo, awal Juli lalu.
Dugaan tersebut pertama kali diungkap oleh pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjutak.
Pengacara Bharada E, Deolipa Yumara kemudian dengan tegas membantah dugaan tersebut.
Baca Juga:
Seluruh Tergugat Tak Hadir, Sidang Gugatan Rp 7,5 M Keluarga Brigadir J Ditunda
"Tidak pernah ada aliran uang dalam keterangan Bharada E," ucap Deolipa.
Deolipa kemudian menyinggung soal bujukan-bujukan halus yang didapat oleh Bharada E.
"Bujuk-bujuk ada, tapi tidak ada aliran uang," kata Deolipa.
Dirinya bahkan siap apabila PPATK melakukan penyelidikan terkait dugaan aliran dana yang diterima Bharada E.
"Sangat siap sekali, boleh silakan ditrack," imbuhnya.
Namun begitu, Deolipa Yumara membenarkan kabar yang mengatakan kliennya diminta atau diperintah seseorang dalam penembakan Brigadir J.
Bharada E diminta untuk menjalani dan memberikan kesaksian soal penembakan Brigadir J sesuai dengan skenario yang telah disiapkan.
Kesaksian Bharada E yang mulanya mengaku menembak Brigadir J, karena adanya dugaan pelecehan seksual ke istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi kini dibantah.
Kepada pengacara barunya, Bharada E mengatakan kala itu ia hanya menjalani skenario yang telah ada.
Hal tersebut disampaikan oleh Deolipa Yumara saat menjadi narasumber di CNN, pada Minggu (7/8/2022).
"Cerita terdahulu yang disampaikan dalam BAP tidak benar," kata Deolipa.
"Dia bikin di bawah tekanan pihak-pihak luar,"
"Dia cerita dia ditekan kemudian dibuatkan skenario,"
"Akhirnya dia ceritakan yang sebenar-benarnya kepada kami," imbuhnya.
Akan tetapi Deolipa enggan membocorkan pengakuan terbaru kliennya secara gamblang.
Ia juga tidak membocorkan siapa yang membuat skenario dalam penembakan Brigadir J secara eksplisit.
Deolipa hanya menyebut sosok tersebut merupakan atasan Bharada E.
"Siapa yang membuat skenarionya?" kata pembawa acara.
"Atasannya lah, dia kan sebagai ajudannya Kadiv Propam," tegasnya.
Bharada E Tak Punya Motif Apa-apa
Pengacara Bharada E yang baru Deolipa Yumara mengatakan pria asal Manado itu tak memiliki motif apa-apa untuk membunuh Brigadir J.
Hal tersebut disampaikan Deolipa setelah berbicara selama 8 jam berbincang dengan Bharada E.
Sekedar informasi Mabes Polri resmi menetapkan Bharada E sebagai tersangka dalam kasus tewasnya Brigadir J.
Bharada E disangkakan dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan juncto Pasal 55 dan 56 KUHP.
"Secara prinsip dia enggak ada motif untuk membunuh,"ucap Deolipa Yumara saat menjadi narasumber di Metro TV, pada Minggu (7/8/2022).
"Secara kejiwaan enggak ada juga," tegasnya.
Dengan gamblang Deolipa menyebut Bharada E menembak Brigadir J karena mendapatkan perintah dari seseorang.
"Makanya bisa kita simpulkan ada perintah," kata Deolipa.
Terkait siapa yang memberi perintah, Deolipa menegaskan pihaknya sudah mengetahui.
Namun Deolipa belum bisa mengungkapkan hal tersebut kepada publik.
"Sudah dikatakan dari sumber perintah itu?" tanya pembawa acara.
"Sudah, tapi kami enggak akan buka, biarkan penyidik bekerja," ucap Deolipa.
"Kami tidak bisa sampaikan ke publik, kami simpan untuk kepentingan kami," tegasnya.
Tak cuma itu, dalam kematian Brigadir J, yang berperan bukan hanya Bharada E saja.
Terkait keterlibatan Irjen Ferdy Sambo dengan pembunuhan Brigadir J, Deolipa memilih bungkam.
"Ada berapa orang terlibat dalam aksi ini?" tanya pembawa acara.
"Iya memang ada beberapa orang," jawab Deolipa.
"Apakah Irjen Ferdy Sambo terlibat?" tanya pembawa acara lagi.
"Bukan kapasitas saya menjawab," kata Deolipa.
Namun Deolipa menegaskan selama mengobrol dengan Bharada E, pria kelahiran 1998 itu mengucap nama Irjen Ferdy Sambo.
"Tentunya ada, dan dia juga adalah ajudannya," ucap Deolipa.
"Bharada E adalah salah satu saksi kunci yang penting, makanya kita harus menyelamatkan Bharada E dalam konteks saksi," imbuhnya. [qnt]