WahanaNews.co | Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny
K Harman, meminta Presiden Joko Widodo untuk membubarkan pasukan siber
atau cyber army istana karena dinilai
telah membuat rakyat takut menyampaikan pendapat dan kritik.
"Bubarkan
cyber army istana yang bikin rakyat
takut menyampaikan pendapat dan mengkritik. Apakah bisa? Sangat bisa jika ada
kemauan," kata Benny, saat dihubungi wartawan, Selasa (16/2/2021).
Baca Juga:
DPR Ketok Palu Revisi UU ITE, Simak Poin Perubahannya
Hal itu
disampaikan Benny saat dimintai tanggapan soal pernyataan Jokowi yang
mewacanakan revisi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Benny
mengatakan, Partai Demokrat mendukung revisi UU ITE karena UU tersebut rawan
digunakan penguasa untuk membungkam para pengkritik.
Ia
mengatakan, saat ini rakyat takut mengkritik kebijakan pemerintah karena
khawatir ditangkap dengan dasar UU ITE.
Baca Juga:
PLN Katakan Produksi Hidrogen Hijau Jadi Bahan Bakar Alternatif di Masa Depan
Anggota
Komisi III DPR itu pun menilai Jokowi memiliki kekuatan yang cukup untuk
merevisi UU ITE karena mayoritas fraksi di DPR merupakan pendukung pemerintah.
"Jika
serius, Presiden berhak bahkan menentukan revisi ini terjadi, apalagi dia punya
7 Parpol pendukung di DPR. Jadi, jika serius dan satunya perkataan dan
perbuatan maka silahkan wujudkan segera," ujar Benny.
Selain
revisi UU ITE dan membubarkan cyber army istana, Benny juga meminta Jokowi agar
memerintahkan Polri untuk tidak menangkap para pengkritik.
"Harus
selektif, jangan tegakkan hukum karena ingin bapak senang," kata dia.
Adapun
sebelumnya Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menyatakan, pemerintah tidak
memiliki buzzer atau pendengung untuk
membela kebijakan pemerintah.
Ia
menyebut, seluruh warga punya hak untuk menyampaikan pandangan, termasuk
mengkritik pemegang kuasa.
"Pemerintah
tidak punya buzzer," kata
Fadjroel kepada wartawan, Rabu (10/2/2021).
Fadjroel
mengatakan, Indonesia merupakan negara demokratis di mana setiap masyarakat
boleh menyampaikan pandangan, baik yang berupa dukungan maupun kritikan. [dhn]