Lukisan-lukisan dalam Bishop’s Love Affair bukan sekadar karya artistik, tetapi juga refleksi spiritual.
Melalui karya-karyanya, Monsinyur Didik menyampaikan perjalanan batinnya sebagai pemimpin.
Baca Juga:
Denpasar Masuk 100 Kota Wisata Terbaik 2024, Ini Langkah Selanjutnya
Dalam karya seninya pula, Monsinyur Didik mengabadikan dua tokoh yang menjadi teladannya selama ini.
Mereka adalah Monsinyur Vincentius Sutikno Wisaksono dan Paus Fransiskus. Kini, dua lukisan tentang dua tokoh inspiratif tersebut menghiasi galeri.
Melalui goresan warna di kanvas, Monsinyur Didik membagikan kasih Kristus kepada manusia.
Baca Juga:
Negara Tak Boleh Kalah, DPR Minta 'Denda Pagar Laut' Rp 48 Miliar Segera Ditagih
Dengan tegas, dia menyatakan tidak akan pernah lelah membagikan kasih Kristus, sebab Kristus sudah lebih dulu mengasihinya. Hal tersebut selaras dengan prinsip yang selalu dia pegang teguh, diligere sicut Christus dilexit.
Kalimat yang artinya mencintai seperti Kristus telah mencintai itu menjadi landasan kepemimpinan Monsinyur Didik. Khususnya, semenjak dia menjadi orang nomor satu di Keuskupan Surabaya.
Bagi panitia penyelenggara pameran, diligere sicut Christus dilexit bukan sekadar ungkapan iman belaka, melainkan juga sebuah panggilan.