WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gelombang panas kembali melanda sejumlah wilayah di Indonesia dengan suhu maksimum harian yang tembus hingga lebih dari 36 derajat Celsius, menciptakan kondisi terik ekstrem di beberapa kota besar dan kawasan pedalaman dalam 24 jam terakhir.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan pada Selasa (21/10/2025), suhu tertinggi terpantau di Majalengka, Jawa Barat, mencapai 36,4 derajat Celsius berdasarkan pengamatan Stasiun Meteorologi Kertajati.
Baca Juga:
Suhu 38 Derajat Menyengat Indonesia, BMKG Ingatkan Bahaya Heatstroke di Jam Puncak
Deputi Meteorologi Publik BMKG Andri Ramadhani menjelaskan bahwa kondisi suhu panas tersebut merupakan hasil dari tutupan awan yang minim serta pergerakan semu matahari yang saat ini berada tepat di atas garis khatulistiwa.
“Dalam 24 jam terakhir, wilayah Majalengka menjadi yang terpanas dengan 36,4 derajat Celsius. Namun sejumlah daerah lain juga mengalami suhu lebih dari 35 derajat,” ujarnya di Jakarta.
Tim meteorologi BMKG mencatat, suhu panas maksimum mencapai lebih dari 35 hingga 35,8 derajat Celsius melanda Kabupaten Sabu Raijua, Kota Kupang, Surabaya, Kediri, dan Cirebon.
Baca Juga:
Sarmi Papua Guncang Lagi, 120 Gempa Susulan Tercatat Usai Lindu M6,6
Selain itu, wilayah Lampung, Kualanamu, Semarang, Banyuwangi, Sentani, dan Gorontalo juga terpantau mengalami suhu panas lebih dari 34 derajat Celsius.
Andri menegaskan bahwa meski terik matahari terasa menyengat, fenomena ini masih tergolong normal dan tidak mengindikasikan adanya perubahan musim di Indonesia.
“Kondisi ini masih dalam kategori wajar. Pola cuaca dipengaruhi oleh posisi semu matahari dan minimnya awan, bukan karena gelombang panas ekstrem,” tambahnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga kondisi tubuh agar tidak mengalami dehidrasi di tengah suhu yang tinggi. Lembaga ini mendorong warga untuk memperbanyak konsumsi air putih dan menghindari paparan langsung sinar matahari dalam waktu lama.
Masyarakat juga disarankan menggunakan topi, payung, dan kacamata hitam saat beraktivitas di luar ruangan, serta mengoleskan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet (UV).
Selain itu, BMKG memperingatkan agar masyarakat tidak melakukan pembakaran terbuka di lahan kosong, kawasan hutan, atau tempat pembuangan sampah yang dapat memicu kebakaran.
Pemerintah daerah pun diharapkan segera melakukan langkah antisipatif seperti penyiraman darat di wilayah rawan panas dan kering guna mencegah potensi kebakaran lahan.
BMKG memastikan masyarakat tetap bisa memperoleh informasi terkini mengenai perkembangan suhu panas dan cuaca harian melalui aplikasi daring infoBMKG, kanal media sosial resmi, atau langsung ke kantor BMKG terdekat.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]